Setiap kali saya membahas perihal perpisahan, kamu pasti langsung jatuh sakit. Seolah ada celah pada dirimu yang telah dinanti untuk membuat tubuhmu lemah lunglai dan tak berdaya. Saya lah penyebab sakitmu. Dan saya lah yang selalu membuat kamu bersusah hati. Apakah sebaiknya saya pergi agar dirimu senantiasa bahagia sayang?
Saya tahu pada akhirnya nanti kisah cinta kita akan berakhir dengan perpisahan. Karena sejak awal hingga kini, kau tak ada niat sama sekali untuk serius pada hubungan kita. Saya memahami kondisimu. Dan saya tetap mendoakan semoga kebahagiaan senantiasa menyertai dirimu. Jika kamu bahagia, saya juga turut bahagia. Saya selalu bersandar pada apa yang pernah kau ucapkan. Bahwa mencintai itu berarti ikhlas dan rela melihat orang yang dicintai bahagia meski tak bersama dengan kita.
Tentu menjalani hal itu sangatlah berat. Saya saja berkali kali meneteskan air mata dan rapuh. Ingin rasanya menyerah. Tetapi saya sadar kehidupan memang begini. Kita tak bisa meminta seenaknya. Setiap pilihan pastilah ada konsekuensinya. Hingga pada akhirnya saya memahami jika pilihanmu bukan saya. Dan konsekuensi yang sedang saya jalani sekarang adalah sedih dan sakit yang teramat karena mencintai dirimu. Apakah saya bahagia? Tentu. Saat melihat kebahagiaan terpancar diwajahmu, saya bahagia.
Oleh sebab itu, saya tak bisa melihat kamu sakit. Cukuplah rasa sakit ini dari perlakuan dan ucapanmu yang mencari saya ketika kamu butuhkan saja. Jangan kamu tambahi dengan dirimu yang jatuh sakit. Kamu harus tetap sehat sayang. Karena dengan begitu saya bahagia.
Saya akan melakukan apa saja asal kamu tidak sakit dan tetap bahagia. Termasuk jika suatu hari nanti kamu mengantarkan saya kepada laki-laki lain. Saya akan melakukannya karena dirimu. Untuk saat ini izinkanlah saya mencintaimu dengan sederhana. Dan perlahan saya akan belajar menerima kondisi dan posisi ini. Saya akan menghapus harapan untuk bisa bersanding denganmu. Asalkan saya bisa terus melihatmu bahagia sayang.
Keinginan dan bahagiamu adalah proses belajar saya saat ini. Saya akan terus minta untuk dikuatkan jika memang ini yang harus saya lalui. Karena kamu pernah berkata bahwa Tuhan menakdirkan segala sesuatu pasti ada tujuannya. Termasuk kita yang dipertemukan dalam waktu tak tepat ini. Berbahagialah secara lahir dan batin, sayang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H