Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perjalanan Sederhana

14 Agustus 2024   21:18 Diperbarui: 14 Agustus 2024   21:21 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini merupakan jadwal saya menulis. Tentang perjalanan cinta saya dengan kekasih. Bagi saya sebenarnya kisah kami ini orang lain tak perlu tahu. Tetapi untuk mengabadikan sebuah momentum dan kenangan, rasanya kisah kami perlu dituliskan. Bukan hanya sekadar diabadikan, tetapi juga untuk memacu semangat kami dalam menulis. Karena mengistiqomahkan sesuatu itu rasanya amat berat sekali.

Seminggu ini saya banyak belajar dari kekasih. Ia memberi saya pelajaran yang begitu berharga. Tentang sebuah perjalanan sederhana namun senantiasa percaya bahwa Tuhan mengatur segalanya. Termasuk jalinan cinta kita. Kamu dan saya tentu sudah membahasnya berkali-kali dan sudah tertuang pada tulisan sebelumnya.

Jujur sayang sampai detik ini saya teramat bahagia mempunyai kekasih dirimu. Seorang lelaki yang terus mencintai saya bagaimana pun kondisinya. Meski disisi lain kamu juga memiliki kekurangan yang sangat ingin saya hindari. Namun anehnya perasaan itu hanya hadir sekilas saja, dan nyatanya saya masih ingin terus menjalin hubungan denganmu.

Seperti yang kamu sampaikan tadi sayang, kita hanya bisa menjalani apapun pemberian Tuhan. Kita dipaksa dan dituntun untuk belajar legowo dan sabar. Maka dari itu cerita yang kau sampaikan tadi saya berusaha mengaitkannya dengan kisah cinta kita. Bagimu mungkin ini tak ada kaitannya, tapi entah mengapa hati saya berkata bahwa apa yang kamu sampaikan berkaitan dengan cinta kita. 

Setelah saya mengingat banyak momen dan hal-hal yang telah kita lewati bersama, nyatanya saya lah yang sering mengeluh akan takdir Tuhan ini. Saya senantiasa menyalahkan mengapa Tuhan memberi jalan seperti ini kepada kita. Dan dengan kesabaran juga Tulusnya cintamu kepada saya, pelan pelan saya belajar untuk menerima. Terimakasih untuk itu sayang. 

Saya minta maaf jika tulisan pada hari ini telat dan sangat pendek, saya hanya berusaha untuk tak mengingkari kesepakatan kita. Selain itu, sekarang ini kita sudah akan tiba pada ujung bulan yang menjadi momentum tahunan perayaan kemerdekaan, dan apakah kamu masih mengingat janji kita sayang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun