Seiring perkembangan zaman dan berjalannya waktu, setiap manusia pasti bisa berubah. Tuntutan dan beban hidup yang kian menumpuk menjadi faktor utama keberubahan sikap seseorang. Apalagi jika dia merasa memikul semuanya seorang diri. Orang yang peduli akan dirinya seolah tak diperdulikan lagi. Akan dikesampingkan dahulu meski nantinya akan tetap dicari sebagai pelengkapnya menjalani kehidupan yang begitu keras ini.
Hal itulah yang terjadi kepadamu sayang. Sekarang kamu sangat sibuk dengan banyak hal yang menuntut dirimu untuk menyelesaikannya segera. Bahkan saking sibuk dan peningnya kepalamu, kau tak memperhatikan dirimu sendiri. Kamu bukanlah robot sayang yang bekerja siang dan malam. Menguras tenaga serta pikiran. Robot saja kadang punya waktu istirahat jika dayanya telah habis dan perlu di charger agar kembali penuh. Seharusnya kamu pun juga demikian. Kamu butuh istirahat untuk sekadar merefresh tenaga dan juga pikiran.
Saya meyakini sikapmu yang demikian adalah hasil bentukan betapa kerasnya kau menjalani kehidupanmu dahulu. Sehingga terbawa hingga kau dewasa sekarang. Tetapi saat kau pertama kali mendekati saya, kau terlihat sangat manis. Kau laki-laki penyayang dan penuh keceriaan. Kau sama sekali tak menampakkan kesedihan atau kekecewaan. Masalah yang datang pun kadang kau menganggapnya sebagai lelucon. Seperti saat ketika mantan pacarmu yang tiba-tiba datang merayu dirimu kembali. Saya masih ingat kau menceritakan hal itu dengan tertawa sayang.
Saya rindu sama kamu yang dulu. Kamu yang penuh perhatian dan kasih sayang, kamu yang menghujani saya cinta setiap harinya. Saya merindukan saat-saat kita menghabiskan waktu bersama dengan menonton bioskop, makan di angkringan dan sesekali di cafe, serta jalan-jalan berdua yang serasa dunia hanya milik kita. Saya rindu kita makan sepiring berdua lalu kau menyuapi saya dengan penuh kelembutan. Banyak hal yang saya rindukan saat bersamamu sayang.Â
Tapi sekarang saya hanya bisa mengenang itu semua dalam bayangan. Karena sekarang waktumu benar-benar terkuras untuk hal lainnya. Saya mengerti sayang. Kesibukanmu ini juga bukan kamu yang meminta. Tetapi ya beginilah jalannya. Jalan cinta kita. Kita didekatkan, lalu dipisahkan oleh ego masing-masing, yang pada akhirnya justru membuat kita sadar dan semakin dekat. Lalu kemudian diminta untuk saling mengerti dan memahami akan kondisi dimana kehadiran kita sangat dibutuhkan oleh orang lain.Â
Perjalanan cinta kita tak mudah sayang. Namun meski begitu, dengan banyaknya masalah yang datang silih berganti membuat kita berdua semakin terdewasakan dari berbagai sisi. Doa dan harapan selalu saya panjatkan kepada Tuhan sang Maha Segalanya untuk mempermudah proses perjalanan cinta kita ini agar segera sampai pada muaranya. Juga tak lupa saya selalu mendoakan dirimu agar dipermudah dalam menjalani apa yang sedang kamu jalani, serta dilimpahi kebahagiaan.Â
Sayang, seberat apapun dan sebagaimanapun hal yang kamu jalani tolong ingatlah dirimu. Jiwa dan ragamu juga perlu kehadiran dirimu untuk sekadar kamu sapa dan kamu kuatkan. Dan saya akan selalu mendampingimu saat dekat maupun jauh. Saya merindukan kamu yang dahulu. Saya mencintaimu sayang. I love you so much.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H