Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Merawat Cinta

7 Februari 2024   15:20 Diperbarui: 7 Februari 2024   15:22 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sayang, benar katamu bahwa kebahagiaan setiap orang itu berbeda. Dan seharusnya masing-masing manusia saling menghargai cara dan sudut pandang orang lain dalam memaknai sebuah kebahagiaan. Ada yang bahagia karena telah mendapatkan sesuatu. Ada pula yang senantiasa bahagia dalam keadaan sederhana meski tak memiliki apa-apa. Kamu mengajarkan hal itu kepada saya dengan penuh rasa sabar dan kasih sayang untuk tak menyamaratakan perihal bahagia. 

Selama kita menjalin hubungan ini, saya selalu bahagia disaat dekat denganmu. Saya selalu mendapatkan pelajaran yang berharga dari setiap apa yang kita lewati bersama. Pelajaran itu mampu membuat saya sadar bahwa kebahagiaan saya tak dapat diisi atau disamakan dengan pencapaian orang lain.

Saya terkadang merasa sedih dan sakit yang menyayat hati disaat kedua orang tua, kerabat, bahkan kolega mempertanyakan kapan saya akan menikah dan siapa kekasih saya. Dua pertanyaan yang selalu ingin saya hindari setiap harinya. Tetapi karena rasa cinta dan kepercayaan tinggi yang kau tanamkan dihati saya, saya belajar untuk menerima setiap pertanyaan itu dengan lapang dada.

Jujur saya merasa bingung tentang bagaimana menjelaskan kepada mereka bahwa saya seharusnya diberikan kebebasan untuk memilih jalan mana yang hendak saya lewati. Meski jalan itu sangat berbeda dari kebanyakan yang orang lain lalui. Dalam hati, saya berkeyakinan bahwa Tuhan akan tetap menerima hambanya kembali meski jalan yang ditempuh adalah berbeda.

Sayang, saya teramat bahagia melihatmu senantiasa tersenyum bahagia. Saya pun bahagia diberikan kesempatan untuk menemani dirimu menggapai keinginan yang telah kamu impikan. Saya juga bahagia karena selalu diberikan kesigapan dalam membantumu melewati setiap ujian yang kamu hadapi. Kebahagiaanmu adalah bahagia untuk saya.

Saya menuliskan cerita ini hanya ingin berbagi sesak yang saya rasakan. Desakan dan stigma bahwa perempuan jika tak kunjung menikah akan menjadi perawan tua, menjadi momok yang menakutkan bagi saya. Maka maafkanlah saya jika beberapa kali selalu meminta dekapan dan belaianmu. Karena kamulah tempat ternyaman bagi saya untuk kembali merecharge energi.

Jika saya boleh meminta, tetaplah buat dirimu untuk bahagia sayang. Agar apa yang kau rasakan itu dapat pula saya rasakan. Ketika kau bahagia maka saya pun akan merasakan. Ketika kau yakin pada cinta kita, maka keyakinan itu akan sampai juga kepada saya. Jika kau memang mencintai saya, tentu kau tahu apa dan bagaimana yang seharusnya kamu lakukan.

Sayang, terimakasih untuk setiap pengajaran yang kau berikan tanpa sengaja ataupun tidak. Kamu adalah laki-laki baik yang penuh dengan cinta kasih. Genggamlah tangan saya jika kau masih ingin melanjutkan perjalanan cinta ini. Namun jika yang kau inginkan adalah sebaliknya, maka saya akan belajar ikhlas melepas dirimu. Terakhir, satu hal yang harus kamu tahu. Saya mencintai dirimu tanpa alasan. Cinta ini akan saya rawat sampai kapanpun meski banyak rintangan yang menghadang. I love you more sayang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun