Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary

Saya Cinta Kamu

7 Juni 2023   15:17 Diperbarui: 7 Juni 2023   15:24 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada umumnya cinta sepasang kekasih dibuktikan dengan adanya pernikahan. Itu dimaksudkan untuk saling menjaga satu dengan lainnya. Menjaga dari fitnah dunia dan saling menyempurnakan separuh agama. Selain itu, dari adanya sebuah pernikahan maka akan mendatangkan banyak pahala dan keberkahan. Tak hanya Islam, di semua agama juga mempercayai hal ini. Hanya saja perbedaannya terletak pada aturan-aturan atau tata tertib dari masing-masing agama tersebut.

Betapa bahagianya jika bisa menikah dan melanjutkan perjalanan hidup bersama dengan orang yang dicinta. Suka duka, sedih dan bahagia, akan sama-sama dirasakan berdua. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing, kata kebanyakan orang diluaran sana. Selain itu, harkat martabat kita sebagai manusia akan semakin memiliki nilai dalam hidup bermasyarakat. Dimana orang yang masih singgel belum tentu bisa memperolehnya.

Sayangnya saya belum bisa menikmati kesenangan itu. Meski pada dasarnya saya telah memiliki kekasih hati. Kekasih saya, hingga detik ini belum berani mengambil keputusan untuk memberi kepastian. Katanya, dijalani saja ya sayang. Jika sudah begitu apalah daya, saya hanya bisa mengiyakan permintaannya. Sebab, sudah berulang kali pula saya meminta untuk menyudahi kisah ini tapi nyatanya tak pernah berhasil.

Saya juga tak mau egois untuk memaksakan berpisah dengannya. Sebab ia belum menyetujuinya. Saya juga mencintainya. Saya masih ingin bersama dengannya meski hanya seperti ini dan entah sampai kapan. Saya dan dia saling mencintai. Hanya saja waktu dan kondisinya yang telah berbeda. Sebagai seorang hamba hanya bisa menjalani apa yang sudah digariskan oleh Tuhan, bukan.

Saya tahu jika menjalin hubungan dengannya adalah hal yang salah. Dia juga sadar bahwa saat ini ia tengah membagi cinta, kasih sayang dan waktunya untuk saya dan keluarganya. Saya telah berusaha mengingatkannya berkali-kali. Bahkan hanya untuk melihat dia bahagia dijalan yang benar, saya rela melepaskannya.

Bisa jadi belum waktunya tiba. Kami masih diizinkan bersama saling bersinergi untuk mengembangkan sebuah bisnis dan cita-cita. Meski begitu, saya pun harus tetap dan selalu sadar diri untuk memberi jarak dengannya. Maka dengan langkah yang begitu pelan, saya tetap berusaha mengakhiri jalinan asmara dengannya. Meski saban malam air mata selalu berlinang. Tapi untuk melihatnya bahagia dan untuk kebaikan kami, maka hal itu harus dilakukan.

Terimakasih untuk segalanya kasih. Terimakasih untuk kebersamaannya. Saya mencintaimu secara sadar dan tulus. Terimakasih karena ternyata kau juga mempunyai perasaan yang sama dengan saya. Tapi ingatlah, ada hati yang harus kau jaga. Ada relasi lain yang harus dipertanggungjawabkan. Berbahagialah pada jalan yang benar. Kau bahagia, saya juga turut bahagia. Saya mencintaimu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun