Sepekan yang lalu saya dibuat tertawa tanpa henti oleh kekasih hati. Ia melakukan hal sama dengan video yang pernah saya kirimkan kepadanya. Ia meminta maaf atas tulisan saya yang berdasarkan mimpi. Saya tak menyangka ia akan melakukan hal konyol seperti itu hanya untuk membuat saya kembali tersenyum. Karena selama kedekatan kami, ia tak pernah melakukannya.
Hubungan kami selalu saja diterpa masalah. Masalah yang ditimbulkan oleh orang lain maupun dari dalam diri kami masing-masing. Saya menyadari sayalah yang sering membuat masalah. Dan dia dengan sabarnya akan berusaha mengembalikan suasana menjadi lebih baik lagi. Dia dengan sabarnya pula telah mengajari saya bagaimana seharusnya menjadi pasangan yang baik. Saling memahami dan pengertian.
Dia pernah berkata bahwa kunci sebuah hubungan adalah komunikasi. Dia juga pernah mengatakan ada banyak jalan untuk mencapai satu titik tujuan. Jika dikaitkan dengan komunikasi sebuah hubungan tadi, artinya bagaimanapun caranya harus bisa saling berkomunikasi. Entah hanya untuk memberikan kabar atau lainnya. Hal ini dimaksudkan agar pasangan kita tak merasa khawatir bukan.
Berbeda dengan yang dilakukan kekasih saya pagi ini. Ia tak berusaha menghubungi saya dengan bagaimanapun caranya. Jika tak ada wifi, masih ada quota internet. Jika internet handphone habis, masih ada pulsa yang bisa dipakai untuk sms. Jika tak ada pulsa, masih ada handphone keluarga yang lain minimal tersambung dengan sinyal internetnya. Jika pun itu tak ada, masih ada saudara atau tetangga yang rumahnya dekat. Jika itu dirasa menggangu kenyamanan tetangga, masih ada toko yang menjual pulsa ataupun quota internet.
Sebenarnya ada banyak jalan dan cara untuk menghubungi meski hanya memberikan kabar satu dua kalimat. Dan sepertinya itu tak dilakukan oleh kekasih saya. Ia telah lupa bahwa kejadian seperti ini tak hanya terjadi hari ini. Sebelumnya saya pernah mengatakan padanya jika tak bisa menghubungi, tak masalah. Yang penting nanti saat sudah bisa kau harus menjelaskan semua alasannya. Seketika itu juga.
Jika hanya perkara wifi dan quota internet, bagi saya itu tak masuk akal. Bukankah masih ada cara lainnya seperti yang saya sebutkan diatas? Mengapa tak langsung menjelaskan semuanya saja saat pertama kali menghubungi ? Jika sudah seperti ini, saya akan mendiamkannya beberapa saat. Bisa satu jam, setengah hari, bahkan satu hari full. Saya harus menata perasaan agar kembali pulih terlebih dahulu.
Tak ada asap bila tak ada api. Jika saya melakukan hal ini, tentu kaulah penyebabnya. Jika saya boleh bercerita alasan mengapa saya selalu mendiamkanmu, itu karena saya harus memperbaiki perasaan yang tak nyaman. Dengan kau mengulang kesalahan yang sama, saya selalu mengerti bahwa dimana posisi saya dalam hidupmu. Kau tak salah jika hanya menunggu wifi menyala kembali untuk menghubungi saya. Justru kau telah menyadarkan saya mas.
Kau selalu melupakan kebiasaan bahkan hal-hal yang pernah saya sampaikan. Tapi tak apa. Saya yang salah. Saya yang terlalu egois. Terimakasih ya untuk hari ini. Terimakasih pagi tadi kau sempatkan waktu untuk menghubungi saya. Maafkanlah saya telah mendiamkanmu. Saya mencintaimu. Dan akan selalu mencintaimu sayang. I love you more.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H