Sore ini saya diajak nongkrong kawan dekat di salah satu Kedai Elkana yang ada di kota Mina Tani. Rencana kepergian ini sudah dirancang sejak dua hari lalu.Â
Awalnya dia mengirimkan pesan singkat berikut, "Mak Kesini Yuk" sembari mengirimkan link tempat yang menjadi tujuannya.Â
Lalu saya merespon baik dengan mengiyakan ajakannya. Karena sudah lama juga kami tak keluar bersama. Setelah itu kami bersepakat memutuskan sore ini untuk kesana.
Rupanya ada niat terselubung ia mengajak saya. Ternyata tak hanya untuk nongkrong saja, melainkan mencari tempat yang instagramable untuk berswafoto lalu kemudian diupload di feed instagramnya. Maklum stok foto menipis, katanya. Dan saya pastinya yang jadi fotografer dadakan.
Ada kejadian lucu untuk sampai dilokasi. Pertama, saya salah menunjukkan rute jalan. Yang harusnya belok kanan, saya bilang belok kiri ke dia. Kedua, karena saya belum pernah masuk ke Kedai Elkana ini meski sering melewatinya, saya lagi-lagi salah mengingat tanda disekitar Kedai Elkana. Alhasil kami kebablasan. "untung tidak begitu jauh kelewatnya" katanya sambil tertawa.
Sesampainya dilokasi kami langsung pesan makanan dan minuman seperti yang terlihat pada gambar. Saya memesan cappucino hot. Minuman favorit saya dan laki-laki yang saya sayangi. Tak sengaja ternyata kami menyukai minuman yang sama. Bedanya saya suka menambahkan gula sedangkan ia tak. Sudah manis kalau minumnya sambil menatap saya, katanya. Setelah membayar menu yang kami pesan, kami langsung mencari tempat duduk yang sekiranya pas dan nyaman.
Sembari menunggu makanan dan minuman yang kami pesan datang, saya mencoba mengeluarkan sedikit bakat saya menjadi seorang fotografer. Meskipun amatiran dan hasilnya biasa saja bahkan jauh dari kesan estetik, namun sudah membuat kawan saya ini bahagia. Tentu senanglah hati saya. Setelah dirasa cukup mengambil gambar dengan berbagai macam pose, kami duduk kembali menunggu pesanan. Cukup lama juga rupanya.
Karena sudah disibukkan dengan rutinitas masing-masing, momen kali ini kami manfaatkan untuk berbagi cerita. Baik dari dunia kerja hingga kegiatan keseharian. Ia bercerita pasal pernikahannya yang masih seumur jagung itu dengan penuh bahagia. Meski saya tau ada hal yang ia sembunyikan pula. Barangkali itu privasi dan saya tak boleh tahu. Saya hanya mencoba menerkanya saja.
Setelah menu yang kami pesan datang, dengan secepat kilat kami menyantapnya. Sebab waktu sudah semakin sore. Karena kami segera ingin beranjak dan masih ada sisa sedikit makanan, kawan saya membungkusnya untuk dibawa pulang. Setelah ia mengantarkan saya kembali ke tempat kerja untuk mengambil motor, tak lupa saya mengucapkan terimakasih padanya karena sudah ditraktir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H