Mohon tunggu...
Inamul Hasan
Inamul Hasan Mohon Tunggu... Freelancer - Pegiat Literasi

Santri | Mahasiswa | Researcher | Traveler | Peresensi | Coffee Addict | Interested on History and Classical Novels

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Tinggal Ustaz Abdul Somad?

5 Desember 2019   07:50 Diperbarui: 5 Desember 2019   07:59 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian orang kemungkinan tidak suka dengan judul yang saya buat. Namun, saya harap cobalah untuk membaca tulisan ini sampai akhir, mungkin kita akan satu pemikiran. Kita akan memposisikan Ustaz Abdul Somad (UAS) dengan sebaik-baiknya, tanpa mengurangi rasa hormat kepada beliau.

Ustaz Abdul Somad menjadi trending topic pembahasan di media hari ini. Sosoknya begitu dikenal masyarakat Indonesia bahkan negeri sebelah acap kali mengundang beliau untuk memberikan ceramah. Saya-pun juga tertarik dengan ceramah-ceramah beliau, sehingga saya selalu menjadi jamaah tetap Ustaz Abdul Somad di You Tube.

Pemberitaan Ustaz Abdul Somad di media-media selalu menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Puncaknya adalah ketika beliau diusung untuk menjadi calon wakil presiden dari Prabowo Subianto. Sikapnya yang konsisten, membuat beliau tidak tergiur akan jabatan tersebut dan hal itu membuat saya sangat kagum dan mengacungkan jempol terhadap beliau. Sebab, sejak dulu beliau diamanahkan oleh ibunya untuk menjadi guru, bukan birokrat pemerintahan, apalagi politisi.

Tapi, agaknya saya sangat sedih ketika beliau mengajukan surat permohonan untuk berhenti sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di UIN Sultan Syarif Kasim, Riau. Entah kenapa, saya pikir Ustaz Abdul Somad terlihat terlalu 'tergiur' untuk mengikuti kehendak masyarakat agar dapat ceramah dimana-mana. Padahal --menurut saya-- posisi Ustaz Abdul Somad sebagai dosen di UIN Sultan Syarif Kasim tersebut sudah pas dengan yang dicita-citakan ibunya. Ia dapat memberikan ilmunya kepada mahasiswan yang --mungkin-- sudah datang jauh-jauh dengan harapan dapat bertemu dengan beliau  dan menjalin hubungan guru dan murid, dosen dan mahasiswa.

Mungkin saya agak lancang menceritakan kisah ini. Tapi apa boleh buat, saya harus menceritakannya sebagai pertimbangan untuk Ustaz Abdul Somad. Para pembaca boleh tidak setuju dengan saya, tetapi kisah ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua.

Pernah Rasulullah saw. ditegur oleh Allah swt. karena tidak menghiraukan kedatangan Ibnu Ummi Maktum yang datang kepadanya untuk belajar agama Islam. Rasulullah saw. tidak menghiraukannya, malah berpaling darinya, dan lebih mementingkan tamu-tamunya yang lain dengan harapan agar mereka mau masuk Islam, sedangkan Ibnu Ummi Maktum telah Islam ketika itu. Kisah ini kemudian diabadikan dalam Al-Qur'an Surat 'Abasa [80] ayat 1-2. "Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling, karena seorang buta telah datang kepadanya (Ibn Ummi Maktum)".

Saya mengetahui, Ustaz Abdul Somad sangat mencintai ibunya sampai-sampai beliau mendirikan Yayasan Wakaf Hajjah Rohana. Menurut saya, ibunya begitu memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupannya. Tapi, sejak ibunya wafat keputusan yang dibuat Ustaz Abdul Somad menjadi bertentangan dengan idealisme yang saya miliki. Mulai dari pendunduran beliau sebagai PNS hingga kasus perceraiannya baru-baru ini. Saya-pun mencoba bertanya-tanya kepada diri sendiri, "Jika ibu UAS masih hidup, apakah beliau rela (ridha) anaknya melakukan hal seperti ini?" Wallahu A'lam.

Jika para pembaca ingin melihat alasan Ustaz Abdul Somad mengundurkan diri sebagai PNS, silakan klik link berita berikut ini yang dimuat di Kompas, di sini. Argumen yang saya bangun tentu tidak jauh-jauh dari alasan Ustaz Abdul Somad mengundurkan diri sebagai PNS.

Kasus Perceraian

Sebagai tokoh publik yang sangat terkenal, Ustaz Abdul Somad akan dituntut oleh masyarakat untuk menjelaskan kasus perceraiannya di hadapan media dengan jelas tanpa ada yang ditutup-tutupi. Kalau tidak, tentu masyarakat akan terus bertanya-tanya. Ustaz Abdul Somad-pun saya rasa bisa menjelaskan hukum perceraian dengan baik dan benar berdasarkan 4 mazhab, atau bisa jadi lebih.

Terlepas dari semua itu, berdasarkan dari hadis Nabi saw. perceraian merupakan sesuatu yang halal yang paling dibenci Allah swt. Tentu Ustaz Abdul Somad lebih mengetahui akan hal tersebut, kapan perceraian dibolehkan, bahkan diharamkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun