Mohon tunggu...
Inam
Inam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Melihat ke Langit

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Biarkan Takdir dan Do'a Bertarung di Langit

8 September 2024   16:28 Diperbarui: 8 September 2024   16:30 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biarkan takdir dan doa harapan bertarung di langit

Televisi bervolume kencang menyiarkan wanita yang sedang membaca berita kasus penyuapan wasit bola. Meja makan yang yang tak seramai minggu lalu dengan hidangan sarapan roti lapis takberselai. Suara wanita paruh baya yang sibuk membangunkan Roy yang masih tertidur pulas.

Sejak dibangku kelas 10 SMA pemuda itu berhasil menggabungkan beberapa anak anggota dewan dan keturunan keluarga tajir melintir tujuh turunan. Setiap hari mereka berkumpul guna menjalankan usaha mereka. Setiap jadwal pertandingan bola keluar, ya benar itulah tugas mereka untuk membuat sayembara judi bola. Mulai dari siswa, guru bahkan staf dinas pendidikan tak luput memasang taruhan. Tak banyak, dua dijit bagi mereka tak semahal biaya nyalon kursi dewan, uhuk.

Usaha gelap berskala daerah dipegang anak berusia 17 tahun, bocah bandel tapi pinter cari cuan. Bagaikan lingkaran setan, tawaran tertinggi mereka rancang untuk menguntungkan mereka sendiri. Tak tanggung-tanggung, panitia pelaksana liga 1 negara wakanda menjalin MOU dengan judi bola BOS ROY, begitu para penjudi menyebut.

Priiiit, wasit meniup peluit tanda babak pertama dimulai, disitulah para penjudi menghambakan kepada tuhan. Do'a dan takdir mulai berkelahi....

Bos Roy :"Bondol FC harus menang, naikan taruhanya"

Siapp booosss.....

Panitia pelaksana menerima pesan, seketika wasit dinstruksi

"Sekian laporan pagi hari ini, saya pamit undur...."

Bos Roy :"Biarkan wasit tua bangka itu menyesal telah menelantarkan aku dan mamah"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun