Mohon tunggu...
Juinal William Toding
Juinal William Toding Mohon Tunggu... -

Berjalan berdasarkan apa yang saya imani bukan apa yang saya rasakan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Respon yang Benar

10 Mei 2014   22:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:38 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya pulang malam itu, terjadi sebuah masalah dimana Pipa keran air patah karena tersangkut tas yang digantung pada motor, selain mengakibatkan pipa patah, air dari pipa pun tak terbendung. Marah, kesal, kecewa, jengkel berkecamuk di dalam pikiranku. Saya gelisah, karena itu pipa milik rumah orang tempat saya menumpang tinggal. Ingin beristirahat karena lelah sekali, eh....malah harus memperbaiki pipa.  Saya pun bergegas mencari pipa, sambungan & lem untuk memperbaikinya. Saya harus mengerjakannya malam itu karena besok pagi saya harus berangkat lebih awal karena mengurus beberapa hal. Kata-kata kasar pun terucap, kenapa harus begini? Sial bener saya.....Saya teringat akan sebuah kalimat yang saya baca pada pagi hari itu bahwa "masalah selalu ada, tetapi respon yang menentukan".

Akhirnya saya mencoba merespon dengan mengucap syukur, meminta pertolongan kepada Tuhan, bertanya kepada Tuhan meskipun perasaan jengkel tetap ada. Malam itu saya hanya memiliki uang sebesar Rp 10.000 untuk membeli, lem dsb. Yang menjadi masalah toko tidak buka pada malam hari. Tetapi saya tetap terus mencari, menelurusi jalan berharap menemukan toko yang buka. Jalan demi jalan saya telusuri. Hingga saya bertemu dengan orang yang memiliki keterbelakangan mental, pria itu bernama "ANCA". Pria paruh baya itu, sudah sering saya melihatnya ketika saya masih sekolah di Sekolah Dasar dulu. Dia sedang membawa pipa sepanjang 50 cm persis seperti pipa yang saya butuhkan saat itu.  Saat itu, ketika saya melihat pipa, seperti melihat sebongkah berlian (hahaha). Saya pun memberanikan diri memintanya. "Anca, aku minta pipa mu ya, pipa dirumahku rusak" Kataku. Dan dia menjawab " Iya, ambil aja. Woww!!!! Tuhan Baik, Tks God. Saya pun melanjutkan perjalanan saya mencari peralatan yang lain.

Sampai akhirnya saya menemukan Toko Bangunan yang masih Buka. Puji Tuhan, dan saya pun membeli alat-alat itu. Tetapi ketika saya ingin membayarnya, uang saya kurang Rp 1.000. Kemudian saya bilang kepada wanita pemilik Toko itu , saya hanya bisa bayar Rp 10.000 saja karena uang saya kurang. Oh, ya gpp...kata wanita itu. Hal yang luar biasa, yang bisa saya pelajari dari kejadian malam itu. Bahwa, respon yang benar menentukan hasil dari bagian kecil hidup kita sehingga bagian kecil itu (akibat respon benar) menjadi sebuah kisah (perjalanan) hidup yang berkualitas bahkan berkemenangan. Seperti Kata Tuhan, "milikilah respon yang benar dalam setiap hidup". Termasuk respon mengandalkan Tuhan, bukan kekuatan sendiri (manusia).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun