Mohon tunggu...
Ina Lestari
Ina Lestari Mohon Tunggu... -

Aktivis Puding

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cerita Sederhana PUDING: Menciptakan Sang Pemimpi SD Sukalaksana 2

11 Agustus 2011   07:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:54 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_124656" align="alignnone" width="300" caption="PUDING"] [/caption]

“Mimpiku sederhana. Sungguh sangat sederhana. Tapi mahal sekali harga yang harus ku perjuangkan untuk mimpi itu.

Berawal dari keinginan menciptakan ribuan Mimpi untuk kemajuan bangsa. Inilah kisahku.”

Garut, 10 agustus 2011. Kami-Ina Lestari, Ridhi Asqolany, Isma Choiriyah dan Mas Hartanto Prabowo- pergi ke Garut untuk melakukan survey ke beberapa sekolah. Perjalanan dari Bandung ke Garut cukuplah lama dn tidak membosankan, karena sepanjang perjalanan kita dihamparkan pemandangan luar biasa indah: jurang, bunga matahari, puluhan bukit Teh, danau Situ Cileunca, Masjid Emas yg bagus, dan jalan yang meliuk-liuk. Kami memulai perjalan di pagi hari jam 6 lebih. Di tengah perjalanan lampu depan motor yang saya pakai sempat copot ke depan dan kami harus ke bengkel dulu, awal yang asyik bukan?

“Perjalanan ini terasa sangat menyenangkan, sayang engkau tak hadir di sampingku kawan-gayanya Ebiet-” perjalanan ini sangat indah maka dari itu saya enggan menyimpan untuk diri sendiri.

Tujuan pertama kita adalah SD Sukalaksana 4, SD ini berada di tengah-tengah Gunung dan bisa dijangkau dengan motor, yah walaupun di ending pas kita mau pulang saya harus jalan kaki karena ga punya keberanian untuk dibonceng pake motor karena jalan yang super subhanallah gronjal-gronjal. Di SD Sukalaksana 4, kondisi SD sangat terawat dengan baik. Usul punya usul ternyata pak Kepala Sekolah pak Amas adalah seorang yang sangat bertanggung jawab dan mencintai SD itu, beliau selalu merawat SD dengan baik. Subhanallah. Saat kita bertanya tentang perpustakaan, di SD ini belum ada perpustakaan. Sama sekali tidak ada buku bacaan, cuma ada buku Paket.

Beberapa hari sebelumnya saya juga telah kesini tapi hanya sempat mengobrol dengan adik-adik SD nya saja. Siang itu ada beberapa anak kecil pulang dari sekolah, dan saya pun mulai mengajak ngobrol mereka. Saya bertanya,’hayo siapa yang punya cita-cita?ceritain ke teteh dong..’. adik-adik diem ajah, mereka bengong, bisa jadi mereka ga tau lagi cita-cita itu apaan. Setelah itu saya pun menjelaskan dan bertanya satu persatu pada adik-adik, ada satu adik menjawab ‘aku mau jadi tentara!’ eh adik yang lain ikut2an semua, hanya satu adik yang bernama Trisna yang mengatakan mau menjadi Guru itupun setelah saya menawari ‘gmana kalo jadi Guru?mau ga?’. Saya pun bersemangad menceritakan tentang presiden,’kalau jadi presiden apapun yang adik-adik mau akan dituruti hlo, mau mobil udah ada ajah’. Tapi tetap saja anak-anak ini ga ngeh. Akhirnya teman saya berkata, ‘mau jadi camat ga?tau camat kan?’ dan Dian-adik yang ditanya- menjawab ‘iya aku mau jadi camat!’. Gedubrak. Sebegitu cetek impian adik-adik di sini, mereka terbatas oleh tingginya gunung sehingga untuk sekadar bermimpi saja belum berani.

Okey balik lagi dengan SD Sukalaksana 4, di SD ini ada 1 tiang bendera, tapi teman-teman, begitu kita melihat ke atas, ou mai God! Bendera Negara mana neh? Orange dan Putih? Perasaan bendera Indonesia Merah Putih deh,. Mengenaskan memang, bendera merah putih itu masih bertengger dengan setia di atas tiang dan bentuknya sudah tidak persegi panjang sempurna! Isma bercanda bilang gini,’na, jilbabmu dijadiin bendera aj na’-karena kebetulan saya memakai jilbab merah dan putih-. Yaa walau bukan lagi merah putih tapi aku yakin hati adik-adik kita di SD Sukalaksana 4 ini sangat meng-Indonesia. Lihatlah perjuangan mereka naik dan turun gunung cuma buat sekolah! Subhanallah.

Setelah berbincang-bincang dengan Guru SD Sukalaksana 4, kami memutuskan untuk mengunjungi SD Sukalaksana 2 yang berada di puncak gunung kampung Nagasari kec Tulung garut. Jalan menuju desa ini sangatlah bagus! Ada 2 jalan yang bisa kita tempuh, bisa jalan kaki dan bisa naik motor. Tapi, untuk teman-teman pemula jangan coba-coba naik motor, jalannya sangat curam dan berpasir, Innalillah saya lebih suka jalan kaki serius daripada masuk jurang. Nah, akhirnya kami memutuskan untuk naik kaki.

Jalur jalan kaki menuju SD Sukalaksana 2 ini harus menuju ke SD Sukalaksana 1 dulu, setelah kita menemukan SD Sukalaksana 1 kami pun menitipkan sepeda motor kami pada warga. Kami berjalan menuruni gunung, jauh jauh jauh dan sangaaaat jauh –ini ga lebay ya, faktanya emg sangaat jauh-. Kita melewati sawah, menuruni gunung dengan kondisi yang curam dan terjal bgt, kita menuruni tangga bambu, melewati jembatan kayu, melewati jembatan pohon kelapa. Setelah kita menuruni gunung, akhirnya kita menemukan sungai! Subhanallah..dan kitapun melewati jembatan. Sungainya bagus sekali dan sepertinya asyik kalau mandi disana. Dan kita melewati batu-batu yang sebesar rumah!

Setelah itu, kita pun menaiki gunung, menaiki gunung adalah hal terberat dan terasyik! Keringat mengucur dengan derasnya, secara di siang hari dan puasa! hebat ya kita!-memuji diri sendiri- kita melewati sungai-sungai kecil yang airnya subhanallah seger banget! Kita juga melewati air terjun mini! Dan ketika kita mencapai di tengah gunung kita bisa melihat SD Sukalaksana di seberang sana, kita bisa melihat sungai dibawah..kita masih bisa mendengar air sungai yang deras! Bau alam yang subhanallah memenuhi relung paru-paruku!-ya Allah its really2 amazing thanks Allah-.

Setiap kita melihat anak kecil, kita pun tersenyum gembira dan berkata “wah anak SD berarti SD nya deket lagi! Ayo semangaaaad!!!” dan kita pun bersemangad melanjutkan perjalanan tapi kok ga sampe2 ya..hehe saking jauh dan teriknya begitu sampe di SD Sukalaksana 1 saya benar-benar ingin menangis!-ya Rabb jauh banget, perjuangan yang mahal. saya ga bisa membayangkan gmn jadi seorang anak SD yg pagi2 harus naik gunung! bisa-bisa aku ga berberat badan ne.-

Bau kambing! Begitu kita nyampe di perkampungan bau pertama yang terhirup oleh hidung saya adalah bau kambing! Yah baguslah itu pertanda ada kehidupan. Finally, kita menemukan SD itu. SD Sukalaksana 2 mencerminkan sebuah kesederhanaan dan keprihatinan yang sempurna. Perjuangan adik-adik disini mencerminkan perjuangan jihad yang sempurna juga!

Kita sempat dikira sebagai penjual buku duns ama bapak guru disana! Lalu kami pun menjelaskan maksut kami untuk menyumbang buku. –sebegitu takutnya ngeluarin duit guru ini!ya iyalah bt makan aj antara ada dan tiada- setelah menjelaskan maksut tujuan dan siapa kami, bapak guru tersebut sangat open sekali sama kita.

Sekilas tentang SD Sukalaksana 2. Murid SD di sini berjumlah 172 siswa. Memiliki buku paket dari UPTD. Ruang kelas penuh dengan kesederhanaan. Ada 3 bangunan. Bangunan pertama bagus dan layak untuk belajar. Bangunan kedua adalah 1 ruangan guru tapi juga difungsikan sebagai ruang kelas 1 –bayangkan sendiri ya bentuknya, tanpa sekat di depan sofa ada kursi-kursi dan papan buat belajar, dan disampingnya ada meja-meja guru- dan diantara gedung pertama dan kedua ada Toilet yang ga berfungsi dan terbengkalai, dan tahukah kalian?? Didepan toilet rusak itu ada kursi-kursi dan meja serta papan tulis. Itu adalah ruang kelas 3!-ou mai God ini benar2 kesederhanaan yang sempurna!-. di depan gedung pertama ada gedung ketiga. Gedung ketiga adalah gedung teryunik. Gedung yang sudah tidak layak udah hampir roboh. Gedung ini terbagi menjadi 3 ruangan, 2 ruangan untuk gudang dan 1 ruangan untuk ruang kelas, subhanallah sekali, atapnya ga bisa dikatakan atap –tapi bagaimanapun juga yang namanya atap sekolah akan selalu lebih aman dan lebih baik daripada bekerja menjadi buruh pkebunan teh!-. pintunya pun tidak bisa dikatakan pintu, hanya terbuat dari kayu tapi bolong, -aku yakin kalau aku lagi labil trus aku tendang ini pintu, pasti pintu beserta gedung akan roboh seketika!- .

Dan sama seperti SD Sukalaksana 4, di SD Sukalaksana 2 tidak mempunyai bendera merah putih adanya cuma bendera orange putih –kenapa pemerintah ga buat anggaran gratis untuk membagikan bendera merah utih ke setiap sekolah dan rumah aja ya?- dan juga di SD Sukalaksana 2 tidak mempunyai perpustakaan. Bisa kita katakan adik-adik kita disini tidak pernah baca buku selain buku pelajaran!-super!-. Teman saya, Ridhi, bertanya pada bapak guru, “pak kalau kita membawa buku kesini, kira-kira tempat yang bagus untuk dijadikan perpustakaan dimana ya pak?” pak guru itupun menunjukkan tempat yang cocok dan tempat itu adalah toilet!-sejujurnya saya mau ketawa guling2 tapi juga prihatin, masa ya ditaruh di toilet!-

Lalu our Great kakak mas Har mngatakan maksud kita yang tidak hanya sekedar memberi buku, kita juga ingin mengajar disini selama 3 hari. Ya, kita ingin membangun mimpi, our first Project for PUDING Road To Skulah! Kita dipertemukan kepada Ibu Iis yang nantinya akan memberikan kita tumpangan tempat berteduh selama 3 hari dan yang akan memasakkan nasi untuk saur dan berbuka puasa. Subhanallah! Ibu Iis ini mempunyai putra yang bernama ka Taufik, beliau baik hati dan tidak sombong mencerminkan sebuah ketulusan yang sempurna. Ka Taufik dengan baik hatinya, akan mengantarkan kita ke SD ini di hari senin nanti untuk melewati jalur sepeda motor. Ya tentu saja, kita ga mungkin jalan kaki lagi untuk kesini, karena kita akan membawa ratusan buku anak-anak dan peralatan2 yang dibutuhkan, dan jika kita membawa itu semua dengan jalan kaki pastilah aku pun tak akan yakin aku masih bisa nyampe puncak ataukah langsung jatuh ke jurang ditengah perjalanannya.

Itulah ceritaku.

Ini adalah projek pertama kita. Kita akan menyumbangkan sekitar 200buku-hanya ini yang kita punya untuk saat ini-. Tapi tidak hanya menyumbangkan buku lalu usai, kita ingin anak-anak disini mampu mengambil manfaat maksimal dengan buku Puding yang hanya sedikit ini.

Tau kah teman-teman, jika kita rajin membaca buku, kita akan mengetahui cerita tentang presiden, tentang kancil, tentang Khalid bin Walid tentang Rasulullah dan tentang orang-orang yang menginspirasi. Jika anak-anak ini rajin membaca buku maka secara tidak langsung mereka akan berani bermimpi. Tapi tentu bukan hanya berani bermimpi yang ingin kami tuju. Berani merealisasikan mimpi itulah tujuan kita.

Maka dari itu kami akan menginap di desa yang penuh kesederhanaan ini selama 3 hari, kami akan mencoba merangsang adik-adik untuk menjadi Sang Pemimpi dengan usaha kecil ini. Selama 3 hari, adik-adik di SD Sukalaksana 2 akan kami ajak bermain dalam Games2 seru yang mengasah otak, belajar bersama, menonton film bersama, membaca puisi, belajar pintar, belajar Alquran, Story Telling tentang kisah-kisah inspiratif dan acara-acara yang kita susun untuk menstimulus terlahirnya Sang Pemimpi.

Projek pertama kita sangatlah sederhana, tentu tidak seperti John Wood dengan Room To Read yang sekali mendirikan perpustakaan langsung menyumbang ribuan buku, kita hanya ratusan buku..

Projek pertama kita sangatlah sederhana, tentu tidak seperti Anis Baswedan dengan Indonesia Mengajar yang sekali bergerak langsung mengajar 6 bulan! Kita hanya 3 hari.

Projek pertama kita sangatlah sederhana, dengan uang pribadi dan tenaga seadanya. Dari kita, oleh kita dan untuk kita. Kita melakukan ini semua untuk kita, karena kita senang dan kebahagiaan tersendiri jika adik-adik menjadi Sang Pemimpi seorang yang berani bermimpi dan berani merealisasikan impiannya!

Bandung, 11 Agustus 2011

Ina Lestari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun