Mohon tunggu...
InaKirana Channel
InaKirana Channel Mohon Tunggu... Freelancer - Hai

jujur beropini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nyaman dengan Diri Sendiri adalah Koentji

23 Oktober 2022   17:29 Diperbarui: 23 Oktober 2022   17:36 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kehidupan sosial tentunya terdapat beragam karakter orang. Biasanya mereka berkelompok sesuai dengan kemiripan dan kecocokan karakter. Namun, ada juga yang tidak suka berkelompok atau jikapun berkelompok, lebih suka terdiri dari 3 hingga 5 orang saja dalam satu kelompok.

Pada umumnya kita mengenal dua karakter individu di dalam masyarakat. Introvert dan Ekstrovert. Sebagai warga Indonesia yang dikenal ramah tamah dan lebih condong suka berkumpul di segala kondisi dan situasi apapun, tentu saja individu introvert akan dianggap aneh.

Di mana individu-individu lain berkumpul dengan berbagai macam obrolan dan senda gurau di dalamnya, sementara individu introvert lebih memilih untuk menghabiskan waktu sendiri atau lebih memilih berada di dalam kelompok kecil saja. Bahkan ya, karena karakter sosial kita yang lebih ke arah ekstrovert, justru membuat para introvert lebih merasa tidak enakan.

Tidak jarang para introvert memaksakan diri untuk menjadi ekstrovert untuk bisa diterima di sosial. Ada rasa tidak nyaman yang dirasakan para introvert bila harus tidak berkelompok. Oh, tentu saja ini bukanlah ketidaknyamanan yang sesungguhnya introvert rasakan. Ini hanya bentuk ketidaknyamanan yang hanya muncul di dalam pikiran.

"Duh apa kata mereka kalau aku tidak gabung", "Ihh entar jadi omongan orang kalalu ngopi sendirian", "Aneh gak sih kalau ke bioskop sendiri ? Apa kata orang ya?", "Duh entar dikira gak punya teman".

Ketakutan-ketakutan seperti itulah yang sering muncul dibenak para individu pecinta kesendirian haha. Padaha, hal-hal itulah yang mereka suka dari pada harus pergi berkelompok dan beramai-ramai.

Gak hanya introvert kok yang merasa hal seperti ini. Siapapun bisa merasakan. Ya karena memang karakter sosial di negara kita ini lebih suka berkumpul.

Namun, yang jadi pertanyaan. Apakah benar orang-orang memperhatikan dan bertanya dalam benak mereka seperti apa yang kita tanyakan di dalam benak kita jika kita duduk di cafe sendiri, berjalan-jalan sendiri atau nonton ke bioskop sendiri. Atau, ketakutan-ketakutan akan cibiran itu hanya ada di benak kita saja. Yang sebenarnya orang lain juga gak peduli sih dengan apa dan bagaimana kita menjalani keseharian kita. Mungkin, kita aja yang ke-GR-an bakal diomongin orang-orang karena melakukan aktivitas berbeda dengan orang lain kebanyakan.

Coba deh untuk merasa nyaman dengan diri sendiri dulu. Sebab, kita tidak bisa mengatur bagaimana kehidupan sosial di luar sana. Kita hanya bisa memfilter karakter kehidupan sosial apa yang sesuai dengan karakter pribadi kita. Tidak harus semuanya diikuti jika kita tidak nyaman.

Kuncinya adalah terlebih dahulu merasa nyaman dengan diri sendiri. Jika kita sudah merasa nyaman terhadap diri kita, mengetahui kelebihan dan kekurangan di dalam diri kita, tahu bagaimana mengatasinya, tentulah kita tidak akan mudah untuk merasakan preasure dari sosial sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun