Langit kelam menyelimuti dunia sepak bola Indonesia. Stadion Kanjuruhan menjadi saksi atas jatuhnya ratusan korban akibat kerusuhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam. Laga derby yang mempertandingkan klub tuan rumah yaitu Arema FC vs Persebaya FC malam itu, sukses memberi kejutan yang melekat di hati dan pikiran masyarakat.
Tak seperti pertandingan sepak bola yang kita kenal, laga malam itu justru menjadi duka kelam bagi dunia sepak bola Indonesia. Bukan main, kerusuhan Kanjuruhan hingga saat ini telah mencatat 132 korban meninggal dunia, 96 korban luka berat dan 484 korban luka ringan.
Langit kelam terus menyelimuti, Indonesia terus bergemuruh. Mengapa pertandingan sepak bola yang seharusnya menjadi hiburan justru berujung pada tragedi berdarah?Â
Berbagai pihak terus mempertanyakan, siapa yang bertanggungjawab atas tragedi Kanjuruhan. Telah banyak pihak yang bahkan menggelar investigasi lebih lanjut guna mengupas tuntas kejadian kelam malam itu.
Tragedi Kanjuruhan tak hanya menjadi sebuah peristiwa duka, tetapi juga penghilangan nyawa yang seharusnya dapat dicegah. Tragedi Kanjuruhan tidak lagi membutuhkan ucapan duka cita, tetapi bendera keadilan bagi mereka yang menjadi korban.
Nyawa tak bisa dibayar dengan nyawa, tetapi tragedi haruslah dituntaskan dengan bendera keadilan. Untuk siapapun yang bertanggungjawab, apapun yang harus dipertanggungjawabkan, maka sudah selayaknya diadili. Seluruh korban berhak mendapatkan keadilan, mendapatkan secercah cahaya untuk menerangi langit kelam mereka.Â
Keadilan mungkin tak mampu mengembalikan nyawa mereka yang melayang atau menghilangan luka dan traumatis yang ada, tetapi sudah sepatutnya tragedi ini dipertanggungjawabkan.
Tragedi besar ini, seharusnya juga mampu menjadi evaluasi besar-besaran dari berbagai pihak terkait. Sepak bola sebagai salah satu olahraga terbesar di Indonesia, seharusnya berperan sebagai hiburan dan penguat nasionalisme bukan menjadi ajang menakutkan yang ciptakan trauma untuk berbagai pihak.
Indonesia harus lebih berani, masyarakat harus lebih sadar. Tidak ada yang sepadan dengan nyawa, sepakbola tidak pantas sebagai ajang pertaruhan nyawa. Berbagai investigasi yang berjalan saat ini, bukan tentang siapa yang patut disalahkan dalam terjadinya tragedi ini melainkan sebagai langkah besar dalam menciptakan cahaya baru di dunia sepakbola tanah air.
Tragedi ini bukan hanya tentang kesalahan para supporter rusuh, aparat yang bertugas ataupun panitia pelaksana yang mengatur jalannya pertandingan. Tragedi ini adalah pertanggungjawaban seluruh pihak, bukan tentang kesalahan tetapi kekeliruan. Hal-hal yang sudah seharusnya dibenahi, sehingga meminimalisir tragedi setragis ini.