Beberapa hari lalu, ada seorang teman bercerita, intinya bahwa dia merasa tidak nyaman di tempat kerjanya. Dia merasa di kucilkan oleh hampir kebanyakan rekan kerjanya, meski pun dia sendiri tidak tahu apa kesalahan sikap, perilaku, tindakan maupun kata-kata yang membuat orang lain tersinggung.Â
Padahal teman saya termasuk tipe orang yang tidak banyak bicara.Akibatnya dia jadi over thinking dan merasa tidak nyaman di tempat kerjanya , berulang kali berpikir ingin mengundurkan diri , sehingga meski dalam kondisi sering merasa sakit hati terus menerus , dia tetap bekerja.
Saya jadi ikut ber empati dengan masalah yang di hadapi oleh teman saya, belakangan saya jadi berpikir apakah yang di alami oleh teman saya merupakan salah satu tindakan bullying di tempat kerja? ada beberapa jenis bullying dan tindakan atau sikap seperti apa yang bisa di kategori kan bullying. Jenis-jenis bullying tersebut bisa :
- Secara fisik, biasanya berkaitan dengan fisik, di mana pelaku berusaha mendominasi seseorang secara fisik dengan tujuan agar orang tersebut menurut terhadap pelaku, misalnya dengan memukul.
- Secara verbal, biasanya pelaku mengatai seseorang dengan kalimat yang menghina, mengejek , menyindir yang sifatnya membuat seseorang menjadi tidak percaya diri dan minder.
- Secara Emosi, bullying secara emosi ini lebih halus , namun intinya juga sama yaitu membuat seseorang jadi minder dan kemudian menjadi sakit hati.
- Secara Siber, Â bullying seperti ini di sebut juga cyber bullying , yang biasanya terjadi di dunia maya, karena sekarang internet sudah mudah di akses dan semua orang sudah menggunakan media sosial . Tujuannya sama yaitu menindas dan mempermalukan seseorang.
Bullying ternyata tidak hanya ada atau di lakukan di sekolah-sekolah, namun bisa juga terjadi di tempat kerja atau pun suatu organisasi yang banyak ber sosialisasi dengan sesama rekan.Â
Bahkan pelaku bullying tidak hanya anak-anak baru gede atau anak-anak muda, orang dewasa pun juga bisa berperan dalam melakukan tindakan bullying .
Kalau saya melihat masalah yang di hadapi teman saya, yang terjadi pada teman saya adalah bullying secara emosi, di mana pelaku memperlakukan orang tersebut dengan mengucilkan dia, tidak mengajak bicara, membiarkan dia sendirian, dan secara bersama-sama mengacuhkan orang tersebut di lingkungan dia di mana dia berada . Sehingga akhirnya korban tidak memiliki teman di lingkungannya , dan mengakibatkan korban menjadi over thingking bahkan sakit hati.
Berkaca dari masalah tersebut, akhirnya saya menyimpulkan bahwa kita bisa saja tanpa sadar menjadi pelaku bullying terhadap orang-orang di sekitar kita.Â
Maka alangkah baiknya sebagai orang dewasa dan secara bijak tentunya , kita bisa melakukan tindakan dengan berbicara dari hati ke hati apabila ada permasalahan dengan sesama rekan kerja atau pun teman-teman di sekitar kita. Karena tidak semua orang mengerti dan paham bahwa dia melakukan tindakan yang tidak disukai orang lain misalnya.
Karena pada dasarnya kita semua juga tidak ingin tindakan atau sikap kita menjadi masalah buat orang lain. Jika berbicara dari hati ke hati sudah di lakukan, namun tetap tidak ada perubahan, ya mendingan kita yang jaga jarak namun tetap bersikap baik terhadap orang tersebut, bukan mengajak orang lain untuk memusuhi dia bahkan mengabaikan keberadaannya .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H