Mohon tunggu...
Jannatun Indriyani
Jannatun Indriyani Mohon Tunggu... -

Seorang yang menginginkan suatu perubahan menuju kebaikan... Be Better with Better

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aktifkan Peserta Didik...

27 Desember 2010   08:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seperti layaknya sebuah kartu perdana telepon yang harus diaktifkan dulu sebelun digunakan, itulah siswa kita yang harus kita aktifkan agar suatu pembelajaran dapat tersampaikan kepada mereka dengan baik. Mereka harus diaktifkan oleh kita yang berperan sebagai seorang pendidik. Namun, jangan salah siswa itu berbeda lho dengan kartu perdana telepon. Perdana telepon adalah benda mati yang menurut dengan perintah-perintah yang ada dan selamanya tidak akan pernah membantah. Sedang siswa (anak didik kita), mereka adalah benda hidup yang dapat berkomentar, dapat berpendapat, dapat menyangkal, dan dapat membenarkan serta menyalahkan apayang kita berikan kepadany.

Pengaktifasian dalam pembelajaran di dalam kelas sangat membutuhkan peran serta dari guru serta peserta didik. Peserta didik sebaiknya kita jadikan sebagai pusat dalam pengaktifasian proses pembelajaran, atau disebut juga dengan student centered.

Bagaimana cara pengaktifasian dalam pembelajaran?

Aktivasi pembelajaran merupakan sebuah istilah untuk menggambarkan cara-cara yang digunakan agar sebuah pembelajaran dapat berjalan sacara aktif dan lancar. Untuk membuat sang pembelajar aktif, guru tak boleh menciptakan sebuah keheningan yang dipaksakan dan jangan terlalu yakin bahwa sebuah lingkungan yang hening dan terkontrol adalah hal yang baik bagi para pembelajar dalam kegiatan pembelajaran. Karena 50% dari mereka membutuhkan mobilitas yang lebih luas ketika sedang belajar. Aksi dan gerakan dapat memainkan peranan penting dalam belajar dan informasi baru. Sehingga seorang guru harus cepat bertindak dan introspeksi ketika pembelajar sekiranya tak punya atensi, energi, dan ketertarikan, kemungkinan karena mereka membutuhkan kesempatan pembelajaran aktif serta stimulasi kinestetik. Jadi, pembelajaran tidak harus selalu serius dan menegangkan.

Pengaplikasiannya?

Guru sesekali waktu malakukan refreshing dengan mengajak para pembelajar melakukan gerakan-gerakan sederhana dan menyenangkan sehingga dapat merilekskan otot-otot dan saraf-saraf yang tegang atau memberi kesempatan atau jeda waktu untuk makan dan minum kepada para pembelajar. Dengan demikian dalam kelas akan terjadi sirkulasi dan menjaga agar pembelajar yang aktif tetap senang sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung aktif dan lancar.

Hal terakhir yang perlu dilakukan dalam Aktivasi Pembelajaran

Pantau perkembangan prestasi anak setiap hari, minggu, bulan, semester. Tidak terkecuali prestasi belajar di tingkat pendidikan formal, ekstra kurikuler, kegemaran (hobby). Paling utama bagi kebutuhan anak, apakah ia sekarang kian mampu beradaptasi dengan baik terhadap beberapa macam situasi dan kondisi? Apakah ia dapat menempatkan diri pribadi dalam hubungannya dengan orang lain? Sikap mental dan akhlaq anak yang semakin baik, adalah prestasi sangat berharga yang bermanfaat baginya dan orang lain. Ini kelak menjadi modal utama baginya hingga mampu menghadapi, memimpin hidup dan kehidupan di tengah kompleksitas fenomena sosial masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun