Di tengah hiruk pikuk kota Bandung, tepatnya di persimpangan Jalan Dago, terdapat sosok ibu yang tak asing bagi para pengendara. Ia adalah Ibu Bunga, seorang penjual bunga berusia 43 tahun yang setiap hari menyapa pengendara dengan senyum ramah, menawarkan rangkaian bunga indahnya di saat lampu merah. Di dekapannya, selalu setia seorang bocah lelaki berusia empat tahun, buah hatinya yang lucu dan ceria, dan selalu digendong oleh ibunya ketika sedang menawarkan bunga kesana-kemari.
Ibu Bunga bukan sekadar penjual bunga biasa. Ia memiliki kisah yang menginspirasi, perjuangan keras yang terbungkus dalam kehangatan senyumnya. Suaminya, yang dulunya menjadi tulang punggung keluarga, harus berpulang akibat sakit keras. Sejak saat itu, beban hidup pun jatuh di pundak Ibu Bunga yang masih muda. Tak mau menyerah dalam keadaan sulit, Ibu Bunga memutuskan untuk berjualan bunga di Jalan Dago. Ia memilih lokasi tersebut karena ramai dilewati pengendara. Ia yakin, dengan kerja kerasnya, ia dapat menghidupi dirinya dan anaknya.
Setiap pagi, Ibu Bunga bangun lebih awal untuk menyiapkan bunga-bunga yang akan dijualnya. Ia menata bunga-bunga itu dengan telaten, berharap bisa menarik perhatian para pengendara. Saat lampu merah menyala, Ibu Bunga langsung sigap menawarkan bunganya dengan ramah. Ia tak hanya menawarkan bunga, tetapi juga senyum hangat yang mampu mencairkan suasana.
Anak laki-lakinya, yang masih kecil, selalu menemani Ibu Bunga. Si kecil itu pun tak kalah cerianya dalam menyambut para pengendara. Ia kadang menyapa dengan gembira, kadang menawarkan bunga dengan polosnya. Kehadiran si kecil menjadi penghibur tersendiri bagi Ibu Bunga.
Terkadang, Ibu Bunga harus menghadapi hari yang berat. Ada kalanya ia tak mendapat pembeli sama sekali, sehingga pulang dengan tangan kosong. Namun, ia tak pernah mengeluh. Ia selalu optimis, percaya bahwa rezeki akan datang dengan cara yang tak terduga.
Kisah Ibu Bunga menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia adalah bukti nyata bahwa ketabahan dan semangat pantang menyerah mampu mengantarkan seseorang melewati masa-masa sulit. Ia selalu mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tak melulu tentang harta benda, tetapi juga tentang kasih sayang, semangat juang, dan kebersamaan.
Di tengah kesibukannya, Ibu Bunga selalu meluangkan waktu untuk anaknya. Ia mengajarkan anaknya tentang arti kerja keras dan menghargai rezeki. Ia juga menanamkan nilai- nilai kebaikan dan kepedulian terhadap sesama. Setiap kali ada pengendara yang membeli bunga, Ibu Bunga selalu mengingatkan anaknya untuk mengucapkan terima kasih. Ibu Bunga percaya bahwa setiap tindakan kecil dapat membawa dampak besar. Ia sering kali memberikan bunga gratis kepada anak-anak yang lewat, berharap bisa menyebarkan kebahagiaan meski dalam keterbatasan. Dengan cara ini, ia tidak hanya menjual bunga, tetapi juga menyebarkan cinta dan kebaikan di sekelilingnya.
Dengan segala perjuangannya, Ibu Bunga menunjukkan bahwa cinta dan ketekunan dapat mengubah hidup. Ia adalah contoh nyata dari seorang ibu yang berjuang demi masa depan anaknya, meskipun harus menghadapi berbagai rintangan. Setiap hari, ia mengajarkan kepada anaknya bahwa hidup ini penuh dengan tantangan, tetapi dengan semangat dan kerja keras, semua bisa teratasi.
Di balik senyumnya yang tulus, terdapat harapan dan impian untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi anaknya. Ibu Bunga adalah simbol ketahanan dan cinta yang tak terbatas, mengingatkan kita semua untuk tidak pernah menyerah dalam mengejar impian, apapun keadaan yang dihadapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H