Kejadian taksi parkir sembarangan di halte angkot kembali terjadi di Kota Bandung, membuat sejumlah penumpang angkutan umum dan warga sekitar merasa terganggu. Pada salah satu halte angkot di jalan utama kota, sebuah taksi berwarna biru terlihat berhenti di tempat yang diperuntukkan bagi angkot untuk menurunkan dan mengangkut penumpang. Tindakan taksi yang parkir di area halte angkot ini memaksa penumpang untuk naik dan turun di lokasi yang tidak semestinya, menambah ketidaknyamanan dalam penggunaan transportasi umum.
Halte angkot di Bandung adalah fasilitas penting yang disediakan untuk mempermudah akses naik-turun penumpang di berbagai titik strategis kota. Namun, ketika halte tersebut digunakan oleh kendaraan lain, seperti yang terjadi dengan taksi biru ini, maka fungsinya menjadi terganggu. Penumpang yang menunggu angkot terpaksa harus berpindah tempat atau menunggu lebih jauh dari halte yang disediakan. Akibatnya, kemudahan yang seharusnya dirasakan oleh penumpang angkot menjadi hilang karena adanya kendaraan yang parkir sembarangan.
Seorang penumpang angkot bernama Siti (35) yang rutin menggunakan angkot untuk bepergian ke tempat kerja mengungkapkan kekecewaannya terhadap situasi ini. "Saya jadi harus turun di tempat yang lebih jauh dari halte, padahal halte itu memang untuk angkot. Hal seperti ini benar-benar mengganggu kenyamanan kami sebagai pengguna transportasi umum. Apalagi, saya lihat taksi itu tidak langsung jalan, tapi parkir untuk waktu yang cukup lama," jelasnya.
Parkir liar di halte angkot bukanlah kejadian baru di Bandung. Banyak warga yang mengeluhkan perilaku pengemudi kendaraan umum maupun pribadi yang sering kali parkir di area yang dikhususkan untuk angkutan umum atau di trotoar yang semestinya diperuntukkan bagi pejalan kaki. Kebiasaan ini berdampak negatif pada kenyamanan dan keamanan di jalanan kota, terutama bagi mereka yang mengandalkan angkutan umum untuk mobilitas sehari-hari.
Tak hanya mengganggu penumpang, parkir di halte angkot juga menambah kemacetan lalu lintas, terutama di jam sibuk. Kondisi ini bisa semakin parah ketika beberapa kendaraan lain ikut berhenti sembarangan di sekitar lokasi yang seharusnya steril. Hal ini tidak hanya menghambat angkot yang ingin berhenti di halte, tetapi juga kendaraan lain yang melintas di jalan tersebut.
Menurut seorang petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung yang tidak ingin disebutkan Namanya pada pernyataannya di media lain, pihaknya sering kali melakukan sosialisasi mengenai penggunaan fasilitas umum yang sesuai dengan peruntukannya. Namun, petugas mengakui bahwa masih ada pengemudi yang belum sadar akan pentingnya mematuhi aturan parkir dan menjaga fungsi halte angkot. Dishub juga secara berkala melakukan operasi penertiban di beberapa titik yang sering kali menjadi lokasi parkir liar, termasuk halte angkot di berbagai titik kota.
Masyarakat Bandung, terutama pengguna angkutan umum, berharap agar kesadaran para pengemudi kendaraan pribadi maupun umum dapat meningkat sehingga tidak lagi parkir di area yang bukan peruntukannya. Banyak warga merasa bahwa adanya edukasi yang tepat dari berbagai pihak terkait, termasuk manajemen perusahaan taksi dan instansi yang bertanggung jawab, bisa membantu mencegah terjadinya parkir liar di halte angkot.
Salah satu warga, Ahmad (42), seorang pekerja swasta yang sering menggunakan angkot, mengungkapkan harapannya agar ada kesadaran yang lebih baik di antara para pengemudi. "Kota ini akan lebih nyaman kalau semua pihak saling menghormati peraturan yang ada. Halte angkot itu untuk angkot, bukan kendaraan lain. Semoga ke depannya, ada kesadaran dari para pengemudi untuk mematuhi aturan dan menghargai kenyamanan orang lain," ujarnya.
Bagi pengelola layanan taksi, kejadian ini menjadi pengingat pentingnya memberikan pengarahan kepada para pengemudi agar lebih memperhatikan aturan di lapangan. Kesadaran kolektif dalam berlalu lintas akan membuat kota Bandung lebih tertib dan nyaman bagi semua pengguna jalan, baik pengemudi, penumpang angkot, maupun pejalan kaki.
Masyarakat berharap agar patroli dan pengawasan di titik-titik halte dan fasilitas umum lainnya ditingkatkan oleh pihak berwenang. Dengan adanya perhatian lebih, diharapkan agar kejadian taksi yang parkir di halte angkot ini tidak akan terulang kembali, demi kenyamanan dan keamanan bersama.