Mohon tunggu...
IMT UINSGD
IMT UINSGD Mohon Tunggu... Lainnya - IMTUINSGDBDG

Organisasi Daerah

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Wanita Karier dalam Perspektif Gender

10 Juni 2021   18:27 Diperbarui: 11 Juni 2021   02:27 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada zaman ini peran perempuan telah menunjukkan kemampuan dirinya untuk bisa ikut berkontribusi di abad yang sudah modern ini. 

Maka dengan adanya hal ini telah menunjukkan arti yang sangat penting bahwasannya keterlibatan seorang perempuan akan sangat berpengaruh dalam era modernisasi. Kemampuan yang dimiliki oleh seorang perempuan tidak hanya akan berdampak pada dirinya sendiri namun hal ini juga akan berdampak bagi lingkungannya seperti keluarga, dan masyarakat bahkan bangsa dan negara .

Adanya isu tentang ketid akadalian gender menjadi perdebatan antara laki-laki dan perempuan yang menjadi korban. Karena, ketidak adilan gender juga tidak bisa dilepaskan dari pemahaman masyarakat, mengenai kedudukan atau peranan dan kedudukan seorang suami/laki-laki dan perempuan/istri dalam realita sosialnya. Tujuan seorang perempuan yang ingin menjadi seorang wanita karier tidak hanya memikirkan keuntungan untuk dirinya sendiri, namun dia ingin mengembangkan kemampuan dan pengetahuan yang telah ia dapatkan, sehingga ia bisa mengamalkannya dan hal ini juga akan memberikan dampak positif kepada keluarganya, seperti membantu menghasilkan pundi-pundi uang untuk membantu proses pertumbuhan anak dan membatu perekonomian agar tercipatnya keluarga yang sejahtera.

Konsep kesetaraan gender yang di maksud adalah "setara bukan berarti sama" jika di artikan "setara" sama dengan "sejajar" (sama tingginya dan sebagainya), begitupun dengan "sama" dengan "serupa" (halnya, keadaannya dan sebagainya). Dalam hal ini memperjuangkan kesetaraan gender bukan berarti menuntut seorang perempuan untuk menjadi sama dengan lelaki, akan tetapi mendukung perempuan dan lelaki agar mendapat kesempatan untuk berada dalam posisi yang sejajar mendobrak konstruksi sosial bahwa "seorang laki-laki dari semulanya diberi kelebihan sehingga hanya dia yang layak menjadi pemimpin".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun