Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan atau P2MB merupakan program mandiri yang dilaksanakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kegiatan ini mencanangkan program dengan tema “Menuju Jabar Zero New Stunting dan Zero Food Waste”. Sebagai bentuk pelaksanaan program tersebut, pada tanggal 22 September 2024, kelompok 38 P2MB UPI melakukan kegiatan penyuluhan CEPAT (Cegah Stunting dengan Pangan Tepat) yang dipadukan dengan kegiatan GEMAS (Gerakan Memanfaatkan Ampas Tahu untuk MPASI) diikuti dengan demonstrasi memasak olahan pangan berbahan dasar ampas tahu untuk anak yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ibu tentang stunting dan penerapan MPASI, mengedukasi ibu mengenai pemberian dan tekstur MPASI, serta diharapkan dapat meningkatkan kreativitas ibu-ibu yang memiliki balita dalam mengolah MPASI.
Pada kegiatan penyuluhan, peserta diberikan materi terkait pengertian stunting, ciri-ciri/gejala, faktor penyebab, dampak, dan pencegahan stunting, serta penerapan menu MPASI untuk anak mulai dari umur pemberian, tekstur sesuai umur, hingga kandungan gizi yang dianjurkan sehingga dapat diterapkan dalam keseharian dan diharapkan mampu menurunkan angka new stunting di Desa.
Setelah penyuluhan dilakukan, para peserta pun diajak untuk melakukan demonstrasi memasak MPASI dengan bahan dasar ampas tahu guna meminimalisir food waste. Program ini diinisiasi sebagai sarana agar masyarakat dapat memanfaatkan salah satu produk sampingan, yaitu ampas tahu yang dihasilkan dari Pabrik Tahu Cibuntu, yang berlokasi di Desa Sagaracipta, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Pabrik ini memproduksi tahu berdasarkan pesanan dengan kapasitas mencapai 2.000 potong per hari dan mampu menghasilkan sekitar 100 kg ampas tahu setiap harinya, yang seluruhnya akan dimanfaatkan dan dijual kepada pedagang atau peternak, sehingga tidak ada limbah yang terbuang.
Ampas tahu merupakan bahan pangan padat gizi yang dapat diolah menjadi makanan tinggi protein. Kandungan gizi pada 100 g ampas tahu meliputi energi 393 kkal, protein 17,4 gram, lemak 5,9 gram, dan karbohidrat sebanyak 67,5 gram. Berdasarkan kandungan gizi tersebut, ampas tahu berpotensi untuk dijadikan bahan pembuatan makanan yang terjangkau dan ekonomis sehingga, salah satunya dalam pembuatan MPASI.
Selama kegiatan demonstrasi masak berlangsung, peserta yang hadir menunjukkan antusiasme yang tinggi. Bahkan, beberapa ibu secara sukarela menawarkan diri untuk mempraktikkan kembali masakan yang telah didemonstrasikan, yaitu Arancini dengan modifikasi. Arancini adalah olahan bola nasi asal Italia yang dibalut tepung roti lalu digoreng. Ampas tahu dapat digunakan dalam pembuatan Arancini, lalu dimodifikasi dengan menggunakan bahan lainnya, seperti wortel, dan ikan teri agar tetap memiliki kandungan gizi seimbang dan baik untuk perkembangan anak. Satu buah arancini dengan pelengkap tersebut mengandung energi sebesar 83,2 kkal; protein 4,13 gram; lemak 1,01 gram; dan karbohidrat 14,5 gram.
Ibu Yani selaku ketua kader posyandu RW 14, Desa Sagaracipta menyatakan,
“Kegiatan ini sangat berkesan, menambah wawasan ibu-ibu, terutama terkait ampas tahu itu, kita mengetahuinya kalau ampas tahu itu tidak ada gizinya, dan ternyata ampas tahu itu memiliki kandungan gizi yang dapat dimanfaatkan, terutama saya sebagai ketua kader dapat menerapkan untuk PMT di posyandu. Mudah-mudahan kegiatan ini tidak hanya sampai di sini dan bisa diterapkan di lingkungannya masing-masing serta menjadi ladang ibadah untuk kita semua”.
Program ini diharapkan dapat berkontribusi secara positif dalam penurunan prevalensi stunting melalui pemanfaatan limbah makanan yang banyak tersedia di lingkungan tempat tinggal partisipan, salah satunya ampas tahu. Selain itu, mahasiswa juga berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi awal mula peningkatan kesadaran penduduk Desa Sagaracipta, khususnya warga RW 14, untuk dapat mengolah dan memanfaatkan kembali limbah makanan menjadi olahan makanan sehat untuk mencapai zero food waste di Provinsi Jawa Barat.
Referensi: