Pendahuluan
Metafora sering dianggap sebagai bagian dari bahasa puitis atau literatur, tetapi penelitian George Lakoff dan Mark Johnson dalam buku mereka Metaphors We Live By mengungkap bahwa metafora adalah komponen esensial dalam membentuk cara kita memahami dunia. Lakoff dan Johnson mengemukakan bahwa metafora tidak sekadar alat bahasa, tetapi juga struktur mendasar dari cara berpikir manusia. Artikel ini akan membahas konsep metafora konseptual dan bagaimana bahasa mencerminkan cara kita berpikir, sebagaimana dijelaskan oleh Lakoff dan Johnson.
Metafora sebagai Dasar Pemikiran
Dalam pandangan Lakoff dan Johnson, metafora bukan hanya ornamen bahasa, tetapi juga representasi pemahaman mendasar tentang konsep abstrak. Contoh sederhana adalah metafora "waktu adalah uang," yang menunjukkan bagaimana kita memandang waktu sebagai sumber daya yang bisa dihabiskan, disimpan, atau diinvestasikan. Konsep-konsep abstrak seperti waktu, emosi, atau ideologi sering dihubungkan dengan hal-hal konkret, membentuk cara kita berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
Konsep Metafora Konseptual
Lakoff dan Johnson memperkenalkan istilah metafora konseptual, yaitu penggabungan antara gagasan abstrak dengan sesuatu yang lebih konkret untuk menjelaskan dan memahami konsep yang sulit dipahami. Misalnya, metafora "hidup adalah perjalanan" mengilustrasikan kehidupan sebagai suatu perjalanan dengan tujuan, rintangan, dan pencapaian yang harus dilalui. Metafora seperti ini membentuk kerangka berpikir kita, memengaruhi keputusan dan perilaku kita berdasarkan pemahaman konseptual yang dibentuk melalui bahasa.
Implikasi Metafora terhadap Kehidupan Sehari-hari
Penggunaan metafora konseptual dalam kehidupan sehari-hari memiliki dampak yang signifikan. Misalnya, pemahaman tentang perdebatan sebagai perang (misalnya, "dia menyerang argumen saya") membuat kita menganggap perdebatan sebagai sesuatu yang harus dimenangkan, bukan sebagai dialog untuk mencapai pemahaman bersama. Penggunaan metafora ini, menurut Lakoff dan Johnson, memengaruhi cara kita melihat perbedaan pendapat dan bagaimana kita menyelesaikan konflik.
Bahasa dan Budaya
Bahasa mencerminkan budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Metafora konseptual juga berfungsi sebagai cermin budaya, di mana setiap budaya memiliki metafora dominan yang memengaruhi pola pikir dan perilaku kolektif. Misalnya, dalam budaya Barat, kemajuan sering diidentikkan dengan pergerakan ke depan (misalnya, "bergerak maju"), yang menunjukkan bagaimana nilai kemajuan dipandang sebagai hal yang positif dan harus dicapai.
Kesimpulan
Pandangan George Lakoff dan Mark Johnson tentang metafora konseptual memberikan pemahaman baru tentang hubungan antara bahasa, pikiran, dan budaya. Metafora tidak hanya memperindah bahasa, tetapi juga membentuk cara kita berpikir, berinteraksi, dan menjalani hidup. Dengan memahami metafora konseptual, kita dapat lebih menyadari bagaimana bahasa membentuk pemikiran dan memengaruhi perilaku kita sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H