Konsumsi ikan di Indonesia akan selalu meningkat setiap tahunnya. Peningkatan jumlah konsumen ikan juga dibarengi dengan peningkatan kesadaran konsumen akan keamanan pangan. Permintaan konsumen akan ikan yang dapat dimakan telah berubah dari ikan segar beku menjadi ikan mentah.
Hal ini karena ikan mentah sebenarnya memiliki rasa dan kualitas yang lebih baik daripada ikan beku, kualitas daging akan terjamin dengan menggunakan salah satu cara yang paling efisien untuk mendistribusikan ikan, yaitu transportasi ikan hidup.
Cara pengangkutan ikan segar atau beku serta ikan hidup yang umum digunakan adalah dengan menggunakan sistem basah. Cara ini digunakan untuk jarak dekat, namun kurang efektif untuk jarak jauh karena membutuhkan lahan yang lebih besar dan luas, sehingga bobot daging ikan saat diangkut akan lebih berat. Pengangkutan ikan hidup dengan sistem kering dapat menjadi pilihan yang baik untuk pengiriman ikan hidup dengan waktu transit yang relatif lebih lama.
Anestesi sering digunakan untuk menyetrum ikan dalam bentuk bahan kimia. Penggunaan bahan kimia cukup umum, tetapi biayanya relatif tinggi, dan perlu dicatat bahwa ikan yang disetrum secara kimia nantinya akan memakan semua dan berdampak buruk pada kualitas daging ikan, sehingga pemilihan metode setrum juga harus mempertimbangkan aspek kebersihan. Metode setrum hipotermia adalah salah satu pilihan yang paling aman dan direkomendasikan karena tidak mengandung residu kimia
Dalam proses pengangkutan ikan hidup dengan menggunakan sistem pengeringan maka perlu dilakukan prosedur perawatan berupa prosedur setrum ikan terlebih dahulu. Keadaan ikan yang tenang akan mengurangi stres, menurunkan laju metabolisme dan konsumsi oksigen.Â
Dengan kondisi ini, kematian selama pengangkutan ikan akan berkurang, sehingga memperpanjang jarak pengangkutan dan meningkatkan daya dukung. Anestesi untuk ikan dapat dicapai dengan menggunakan anestesi atau dengan menurunkan suhu air.
Waktu untuk mengenali ikan yang telah mengalami stun membutuhkan waktu kurang lebih  5 menit.  saat ikan pingsan, ikan tidak  kekurangan oksigen  terlalu banyak, sehingga proses sensitisasi ikan berlangsung lebih singkat. Semakin lama ikan dipingsankan, proses kognitifnya semakin adaptif, karena kekurangan oksigen dalam waktu  lama akan membuat otot  lemas dan kendur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H