Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Contoh Simulasi Indeks Desa: Wajah Baru Pembangunan Desa Berbasis Data

24 April 2025   08:35 Diperbarui: 24 April 2025   08:35 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Indeks Desa (Sumber: https://www.kompas.id/baca/opini/2024/03/14/catatan-untuk-indeks-desa)

Di tengah kebutuhan akan data yang akurat dan seragam untuk pembangunan desa, Kementerian PPN/Bappenas memperkenalkan Indeks Desa (ID). Indeks ini diluncurkan pada Maret 2024 sebagai alat ukur baru menggantikan Indeks Desa Membangun (IDM) dari Kemendes PDT.

Langkah ini menandai babak baru dalam tata kelola pembangunan desa yang lebih ilmiah dan sistemik. Tidak hanya sekadar mengganti nama, Indeks Desa mengusung pendekatan yang lebih komprehensif dan multidimensi.

Indeks ini menjadi satu-satunya instrumen pengukuran status pembangunan desa yang diakui lintas kementerian. Sejalan dengan semangat “Satu Data Indonesia,” indeks ini menjadi rujukan utama dalam merumuskan kebijakan pembangunan desa dari pusat hingga lokal.

Sebagaimana dijelaskan dalam dokumen resmi Bappenas (2024), Indeks Desa disusun untuk mendukung RPJPN 2025–2045 dan SDGs Desa. Hal ini membedakannya dari IDM yang lebih bersifat sektoral.

Enam Pilar Pembangunan Desa

Indeks Desa memiliki enam dimensi utama. Setiap dimensi mewakili elemen penting dalam kehidupan masyarakat desa dan saling terkait dalam menciptakan desa yang berdaya dan tangguh.

Dimensi pertama adalah Layanan Dasar, yang mencakup akses terhadap pendidikan, kesehatan, air bersih, dan sanitasi. Ini menjadi fondasi kualitas hidup warga.

Dimensi kedua adalah Sosial, yang mengukur kekuatan relasi antarwarga, modal sosial, keamanan, serta toleransi sosial. Dimensi ini menjadi cerminan keharmonisan desa.

Dimensi ketiga adalah Ekonomi, yang memotret aktivitas ekonomi, keberadaan usaha lokal, dan lapangan kerja. Ini menunjukkan sejauh mana desa mampu bertahan secara finansial.

Keempat, Lingkungan, yang meliputi pengelolaan sumber daya alam, adaptasi terhadap perubahan iklim, dan kesiapsiagaan bencana.

Kelima adalah Aksesibilitas, yang mengukur keterhubungan desa dengan wilayah lain, baik melalui jalan, transportasi, maupun jaringan digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun