Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ramadan, Kesejahteraan yang Tertunda, dan Mental Pendamping Desa

13 Maret 2025   03:23 Diperbarui: 13 Maret 2025   03:23 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesehatan mental (Sumber: kompas.id/baca/opini/2021/10/11/kesehatan-jiwa-bagi-semua-antara-asa-dan-realita)

Banyak pendamping desa yang merasa kehilangan kepercayaan terhadap sistem. Mereka melihat bahwa setiap tahun masalah ini terus berulang tanpa solusi konkret. Janji pemerintah untuk memperbaiki sistem pencairan honor sering kali hanya sebatas retorika. Ketika tenaga pendamping tidak segera mendapatkan haknya, rasa ketidakpuasan semakin meningkat dan berdampak pada semangat kerja mereka.

Pemerintah seharusnya segera mencari solusi konkret. Salah satu opsi adalah reformasi sistem pencairan honor agar lebih transparan dan tepat waktu. Digitalisasi pencairan gaji harus dimaksimalkan untuk menghindari birokrasi berbelit yang memperlambat pencairan (Nugroho, 2021). Jika sistem lebih efisien, keterlambatan seperti ini bisa diminimalisasi dengan baik.

Selain itu, pendamping desa perlu mendapatkan perlindungan sosial yang lebih baik. Skema jaminan sosial dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi ketidakpastian finansial mereka. Jaminan sosial yang layak dapat memberikan rasa aman bagi pendamping desa. Dengan adanya perlindungan tersebut, mereka tidak perlu khawatir terhadap keberlangsungan penghasilan mereka.

Jika kesejahteraan tenaga pendamping dijamin, mereka bisa bekerja lebih optimal tanpa dihantui kecemasan finansial. Produktivitas mereka dalam mendampingi masyarakat pun dapat meningkat. Dengan demikian, tujuan pembangunan desa yang berkelanjutan dapat tercapai dengan lebih efektif. Keberlanjutan pembangunan tidak bisa lepas dari kesejahteraan aktor-aktor di dalamnya.

Ramadan seharusnya menjadi bulan penuh keberkahan, bukan bulan yang menambah beban pikiran. Pendamping desa memiliki peran penting dalam membangun desa, namun mereka justru menghadapi tekanan ekonomi yang berat. Kondisi ini berlawanan dengan semangat Ramadan yang menekankan solidaritas dan kesejahteraan sosial bagi semua pihak yang terlibat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun