Ramadan selalu membawa nuansa yang berbeda. Bulan suci ini menjadi waktu bagi umat Islam untuk lebih mendalami Al-Qur’an. Khataman Al-Qur’an pun menjadi tradisi yang semakin menguat di berbagai tempat.
Di pesantren, tradisi ini dijalankan dengan penuh khidmat. Santri-santri menyelesaikan bacaan mereka dalam suasana kebersamaan. Di rumah-rumah, keluarga Muslim berusaha menyelesaikan tilawah sebelum Ramadan berakhir.
Tradisi ini tidak hanya dilakukan di pesantren dan keluarga. Perkumpulan alumni pesantren dan perguruan tinggi berbasis Al-Qur’an berpeluang membawa tradisi ini ke tingkat global.
Komunitas seperti IKABA (Al-Ishlahuddiny), HUPPAZ (Al-Aziziyah), dan IKA PPNH (Nurul Hakim) atau pesantren di Jawa, Sumatera, dan di Pulau lainnya memiliki jaringan luas. Perguruan tinggi seperti Universitas PTIQ dan IIQ Jakarta juga memiliki alumni yang tersebar di berbagai negara.
Dengan perkembangan teknologi digital, inisiatif khataman Al-Qur’an serentak bisa menjadi kenyataan. Alumni yang kini berkhidmat sebagai imam masjid, pengajar Al-Qur’an, dan pegiat dakwah dapat bergabung dalam satu majelis yang sama.
Momen ini akan menjadi simbol persatuan. Para alumni yang tersebar di Asia Tenggara, Timur Tengah, hingga Eropa bisa terhubung dalam satu kegiatan spiritual.
Bagi pesantren yang dikenal dengan tahfizhul Qur’an seperti Al-Ishlahuddiny, Al-Aziziyah, dan Nurul Hakim, dan lain-lain atau perkumpulan alumni seperti Ikatan Keluarga Alumni PTIQ (IKAPTIQ) atau Ikatan Sarjana IIQ Jakarta (ISAI) inisiatif ini akan menjadi bukti peran mereka dalam syiar Islam.
Teknis pelaksanaan bisa dilakukan dengan membagi bagian bacaan. Alumni di berbagai negara dapat mengambil satu juz untuk dibaca secara bersamaan. Live streaming menjadi media utama penyelenggaraannya.
Platform seperti YouTube, Zoom, dan media sosial lainnya bisa digunakan. Koordinasi yang baik akan memastikan jalannya acara secara tertib dan penuh kekhusyukan.
Pihak pesantren dapat berperan sebagai pusat kendali. Pembukaan bisa dilakukan langsung oleh pengasuh atau pimpinan pesantren sebagai tanda bahwa pesantren tetap menjadi rumah bagi para alumni.