Suatu hari, Perdana Menteri kunjungan kerja ke taman kanak-kanak di pinggir kota. Anak-anak kecil yang ceria menyambutnya dengan nyanyian dan tawa riang.
Perdana Menteri, dengan senyum yang lebih ramah dari biasanya, mendekati salah satu guru dan bertanya,
“Berapa anggaran makan anak-anak ini perbulan?”Guru itu menjawab dengan sopan, “Sekitar $400, Pak.”
Baca juga: Pengumuman Menteri
Sang Perdana Menteri terkejut. “Apa? Kok banyak banget untuk anak-anak kecil ini. Kurangi saja jadi $300!” perintahnya sambil menepuk pundak gurunya, seolah-olah itu keputusan yang bijak.
Beberapa hari kemudian, Perdana Menteri mengunjungi penjara. Dengan langkah gagah, ia berkeliling memeriksa fasilitas para napi. Tak lupa, ia bertanya kepada kepala penjara, “Berapa anggaran makan para napi per bulan di sini?”
Kepala penjara menjawab, “Sekitar $400, Pak.”
Perdana Menteri mengerutkan kening dan menggeleng-geleng seolah-olah prihatin. Dengan nada yang diprihatinkan, ia berkata, “Ini sedikit sekali bagi mereka yang sedang dihukum. Naikkan jadi $800!”
Baca juga: Burung Pencipta LaguSeorang menteri yang ikut mendampingi terlihat bingung. Ia memberanikan diri bertanya, “Pak Perdana Menteri, kenapa anggaran makan untuk anak-anak TK dikurangi, sementara anggaran untuk napi dinaikkan?”
Baca juga: Tebak-Tebakan di Tengah GerimisDengan senyum penuh keyakinan, Perdana Menteri menepuk pundak menterinya dan berkata,
“Kamu ini tidak visioner. Coba kamu pikir, setelah saya pensiun nanti, saya akan di sini, atau ke TK”Dan begitulah, Perdana Menteri menunjukkan bahwa kadang-kadang pandangan jauh ke depan datang dari niat yang... entahlah