Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Desa, Data, dan Amal yang Terus Mengalir: Berserap Semangat di Desa Mandiri

26 Januari 2025   06:35 Diperbarui: 26 Januari 2025   06:35 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berserap semangat di desa Mandiri (sumber: dokpri)

Pagi itu, matahari bersinar lembut di salah satu desa mandiri di Lombok Tengah. Udara segar menyambut langkah saya yang datang untuk memantau rencana pembaruan data SDGs Desa. Ekspektasi pada data ini begitu besar. Bagi perangkat desa, data SDGs adalah jantung pembangunan. Mereka yakin, dengan data yang akurat, kebijakan dapat dirancang lebih tepat sasaran. Namun, harapan mereka diuji. Aplikasi pengisian data SDGs yang diandalkan tiba-tiba macet.

Situasi itu memaksa mereka untuk bergerak cepat. Perangkat desa mengubah strategi, meninggalkan aplikasi digital sementara waktu. Mereka kembali ke cara konvensional, melakukan pendataan manual menggunakan kertas. Tentu, ini menambah beban kerja dan biaya.

Efisiensi menjadi solusi. Mereka menyisir anggaran kegiatan lain untuk menutup biaya tambahan akibat pendataan manual. Meskipun terbatas, semangat mereka tak tergoyahkan. Pendataan terus berjalan, tanpa sedikit pun mengurangi kualitas kerja.

Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menginput ke aplikasi. Namun, aplikasi itu masih belum berfungsi. Mereka kembali mencari alternatif. Akhirnya, data dimasukkan ke file Excel sebagai cadangan.

Kerja keras mereka adalah bukti nyata dari dedikasi yang tak kenal lelah. Meski aplikasi terus mengalami gangguan, mereka tetap berharap. Keyakinan mereka bertumpu pada satu prinsip: setiap usaha yang baik adalah bagian dari amal jariyah.

Dalam literatur, amal jariyah dimaknai sebagai pahala yang terus mengalir bahkan setelah seseorang tiada (Rizqon, 2021). Perangkat desa memahami ini dengan mendalam. Data yang mereka susun adalah warisan yang akan memberi manfaat di masa depan.

Awal tahun berikutnya, harapan mulai terwujud. Dashboard pengisian data akhirnya kembali normal. Meski belum sempurna, mereka bisa memulai penginputan secara bertahap. Perlahan, hasil kerja keras itu mulai menunjukkan dampaknya.

Dalam sebuah penelitian, data yang valid menjadi kunci utama pengambilan keputusan berbasis bukti (Alkire & Foster, 2011). Perangkat desa ini telah membuktikan, bahkan dalam keterbatasan, semangat dan kerja keras mampu melahirkan hasil luar biasa.

Pengalaman ini mengajarkan satu hal: jangan pernah tumbang oleh keadaan. Setiap tantangan adalah ladang pembelajaran. Kehidupan sudah dirancang dengan indah oleh Sang Pencipta, tugas kita adalah mengisinya dengan harapan dan doa.

Di balik perjuangan itu, ada cerita kecil yang sering terlewatkan. Mereka yang bekerja hingga larut malam, para ibu yang rela menunda waktu keluarga demi mendukung pendataan, dan anak-anak muda desa yang ikut membantu tanpa pamrih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun