Dalam buku “Nutrition in Developing Countries” (Gillespie & Haddad, 2018), disebutkan bahwa intervensi gizi yang melibatkan komunitas secara aktif memiliki peluang keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan pendekatan top-down. Prinsip ini relevan dengan pelaksanaan MBG, di mana keterlibatan langsung masyarakat dapat memastikan program ini berjalan sesuai kebutuhan lokal.
Momentum Ramadhan juga menjadi waktu yang tepat memperkuat solidaritas sosial. Tradisi berbagi selama bulan suci dapat dimanfaatkan untuk menggalang dukungan dari berbagai pihak, termasuk organisasi keagamaan dan kelompok masyarakat sipil. Dengan dukungan yang luas, program MBG dapat menjangkau lebih banyak penerima manfaat dan memberikan dampak yang lebih besar.
Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diantisipasi. Salah satunya adalah memastikan distribusi makanan berjalan lancar di wilayah-wilayah terpencil. Infrastruktur yang terbatas sering menjadi kendala utama menjangkau kelompok yang paling membutuhkan. Pemerintah perlu bekerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat mengatasi hambatan logistik ini.
Selain itu, edukasi tentang pentingnya gizi seimbang harus terus digalakkan, terutama di kalangan orang tua. Pemahaman yang baik, akan membantu memastikan bahwa manfaat program ini berlanjut bahkan setelah periode intervensi selesai. Dalam jurnal “Public Health Nutrition” (FAO, 2021), disebutkan bahwa keberlanjutan program gizi sangat bergantung pada perubahan perilaku masyarakat dalam jangka panjang.
Program MBG juga memiliki potensi menjadi model bagi intervensi serupa di masa depan. Dengan evaluasi yang terus-menerus, pemerintah dapat mengidentifikasi praktik terbaik dan tantangan utama dalam pelaksanaan program ini. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan memperbaiki program di tahun-tahun mendatang.
Pada akhirnya, keberhasilan MBG selama Ramadhan dan libur sekolah tidak hanya diukur dari jumlah penerima manfaat, tetapi juga dari dampak jangka panjang yang dihasilkan. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra lokal, program ini dapat menjadi langkah nyata menuju Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.
Persiapan yang matang, pelibatan aktif masyarakat, dan komitmen kuat dari semua pihak adalah kunci memastikan bahwa program MBG benar-benar memberikan manfaat yang signifikan. Ramadhan dan libur sekolah tahun ini bisa menjadi momentum berharga membangun budaya makan bergizi yang berkelanjutan di tengah masyarakat.
Dengan semangat gotong-royong dan rasa memiliki yang kuat, program MBG tidak hanya akan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di tingkat desa. Ini adalah langkah kecil menuju cita-cita besar: Indonesia yang bebas dari kelaparan dan kekurangan gizi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H