Di pelosok desa, sepak bola bukan sekadar olahraga. Ia adalah ruang melupakan sejenak peliknya hidup, tempat bertumbuhnya mimpi yang melampaui batas sawah dan ladang. Nama Shin Tae-yong, dalam beberapa tahun terakhir, menjadi simbol kebanggaan baru. Sosoknya membawa perubahan yang tak hanya dirasakan di stadion besar, tapi juga di lapangan-lapangan tanah desa yang menjadi ruang tumbuh generasi muda.
Prestasi Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia menciptakan kebanggaan yang jarang terjadi. Di bawah asuhannya, tim muda Garuda melangkah jauh di Piala AFF 2020. Meski harus puas sebagai runner-up, pencapaian itu menjadi momentum besar bagi timnas yang sempat terpuruk selama bertahun-tahun.
Shin bukan hanya memberikan hasil di lapangan, tetapi juga harapan yang menular hingga ke pelosok-pelosok desa. Ia mengajarkan bahwa kebangkitan dimulai dari keyakinan dan kerja keras.
Di desa, anak-anak kini mengidolakan pemain-pemain muda yang dilatih oleh Shin. Witan Sulaeman, Marselino Ferdinan, dan Pratama Arhan menjadi panutan. Shin melihat potensi mereka, memberikan ruang, dan membuktikan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk tampil di panggung besar.
Keberanian Shin ini menjadi inspirasi bagi generasi muda desa, seolah-olah mengatakan bahwa siapa pun bisa bermimpi besar, selama memiliki tekad dan disiplin (McNulty, 2021).
Kisah perjalanan menuju Piala Asia 2023 juga mencatatkan sejarah baru. Indonesia akhirnya kembali ke kompetisi elite Asia setelah 16 tahun absen. Shin membangun tim dengan semangat kolektif, mengatasi berbagai keterbatasan, dan menanamkan mental juara yang kokoh.
Salah satu momen paling membanggakan adalah kemenangan telak 7-0 atas Nepal di babak kualifikasi. Kemenangan itu menjadi simbol perubahan besar di tubuh timnas, sebuah bukti nyata bahwa kerja keras dan strategi yang tepat dapat mengatasi segala tantangan.
Kehebatan Shin Tae-yong tidak lepas dari kritik. Pertahanan tim sering kali menjadi titik lemah. Dalam banyak pertandingan, terutama melawan tim yang lebih kuat, kebobolan menjadi persoalan besar yang belum terselesaikan.
Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi penggantinya. Meski demikian, Shin telah meletakkan fondasi yang kokoh, fondasi yang dapat dikembangkan lebih jauh oleh pelatih selanjutnya.
Patrick Kluivert, pelatih baru asal Belanda, kini mengambil alih tongkat estafet. Nama besar Kluivert membawa harapan baru. Di desa-desa, nama ini mungkin belum sepopuler Shin, tetapi rekam jejaknya sebagai pemain legendaris memberi kepercayaan diri bahwa timnas berada di tangan yang tepat.