Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

BUMDes dan Peran Strategis dalam Program Makan Bergizi Gratis

25 Desember 2024   13:35 Diperbarui: 25 Desember 2024   13:35 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah inisiatif penting mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) Desa. Program ini memberi peluang bagi desa untuk berkontribusi dalam mengentaskan kelaparan, mencegah stunting, dan memperkuat ekonomi desa melalui peran strategis BUMDes dan BUMDesma.

BUMDes dan BUMDesma secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori berdasarkan kapasitas mereka: kategori yang mampu dan kategori yang belum mampu. Klasifikasi ini tentu saja tidak dimaksudkan untuk menciptakan stigma, melainkan untuk mengidentifikasi peluang dan potensi yang dapat dimaksimalkan.

Desa dengan BUMDes kategori pertama, yaitu yang mampu secara ekonomi dan manajerial, dapat berperan sebagai penyedia bahan pokok atau bahkan menjadi bagian dari rantai pasok program MBG. Sementara itu, desa dengan BUMDes kategori kedua tetap dapat berkontribusi di hilir, misalnya dalam hal pengelolaan kebersihan setelah kegiatan atau sebagai mitra teknis.

Penting untuk dipahami bahwa peran BUMDes dalam program MBG bukan hanya sekadar fungsi ekonomi. Sebagaimana diungkapkan oleh Sutoro Eko dalam bukunya Desa Membangun Indonesia (2015), BUMDes adalah instrumen pembangunan berbasis komunitas yang bertumpu pada nilai gotong royong dan keberlanjutan.

Dengan demikian, keterlibatan BUMDes dalam program MBG juga mencerminkan semangat kolektif desa dalam mengatasi masalah gizi buruk dan stunting, yang masih menjadi tantangan besar di banyak wilayah Indonesia.

Pada kategori pertama, BUMDes yang telah memiliki sumber daya mencukupi dapat memanfaatkan peluang program MBG untuk memperluas skala usaha mereka. Sebagai contoh, BUMDes yang memiliki usaha pertanian, peternakan, atau penggilingan padi dapat menyediakan bahan makanan bergizi untuk program tersebut.

Hal ini tidak hanya meningkatkan pendapatan BUMDes tetapi juga memastikan keberlanjutan program melalui sumber pasokan lokal. Sebuah studi dari Badan Pusat Statistik (2023) menunjukkan bahwa desa yang memanfaatkan potensi lokal dalam rantai pasok pangan memiliki tingkat ketahanan pangan yang lebih tinggi dibandingkan desa yang bergantung pada pasokan dari luar.

Sementara itu, bagi BUMDes kategori kedua yang belum mampu secara ekonomi, program MBG dapat menjadi pintu masuk untuk belajar dan berkembang. Dengan berperan di hilir, seperti mengelola kebersihan atau membantu distribusi makanan, BUMDes kategori ini dapat membangun kapasitasnya sekaligus mendapatkan pengalaman praktis dalam manajemen program.

Sebagaimana dinyatakan oleh Todaro dan Smith dalam buku Economic Development (2020), pemberdayaan masyarakat melalui pengalaman langsung adalah salah satu cara paling efektif untuk mempercepat pembangunan.

Semangat untuk terlibat dalam program MBG juga seharusnya tidak hanya datang dari pemerintah desa atau pengurus BUMDes saja, tetapi juga dari seluruh elemen masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun