Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Slow Living ala Pendamping Desa, Menemu Makna di Tengah Pendampingan

22 Desember 2024   13:30 Diperbarui: 25 Desember 2024   17:52 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (sumber: Gambar oleh S K dari Pixabay)

Bagi banyak pendamping desa, slow living bisa menjadi solusi mencegah burnout. Dalam jurnal kesehatan mental, salah satu faktor utama kelelahan kerja adalah tekanan yang terus-menerus tanpa jeda. Dengan melambat, pendamping desa dapat memberikan ruang untuk diri sendiri, mengurangi stres, dan akhirnya meningkatkan kualitas pekerjaan.

Dari perspektif desa, slow living juga dapat menjadi inspirasi pembangunan yang lebih berkelanjutan. Desa yang terlalu terburu-buru dalam mengembangkan diri sering kali melupakan identitas dan akar budaya mereka.

Padahal, keberhasilan desa bukan hanya soal infrastruktur yang megah, tetapi juga harmoni antara tradisi dan modernitas. Dengan pendekatan slow living, desa dapat fokus pada pembangunan yang tidak hanya cepat, tetapi juga sesuai kebutuhan dan karakter lokal.

Sebagai pendamping, saya percaya bahwa slow living bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat yang kami layani. Ketika kami bekerja dengan kesadaran penuh, warga desa dapat merasakan dampak positifnya. Kami menjadi lebih hadir, lebih mendengar, dan lebih memahami kebutuhan mereka.

Slow living bagi pendamping desa adalah perjalanan menemukan makna di tengah pendampingan. Ini adalah upaya untuk melambat bukan karena ingin mengurangi tanggung jawab, tetapi karena ingin memberikan kualitas terbaik dalam setiap langkah.

Bagi kami, melambat adalah cara untuk tetap kuat, terus bergerak, dan menemukan kebahagiaan di jalan yang sering kali penuh liku. Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda mencoba melambat dan menemukan makna dalam hidup Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun