Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Saat ini mengabdi pada desa. Kopi satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya...

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Menahan Lelah di Jalan, Bahaya Kesehatan Mengintai Pendamping Desa

14 Desember 2024   12:34 Diperbarui: 15 Desember 2024   19:56 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pendamping desa, beristirahat sejenak di sela-sela kegiatan monitoring pembangunan desa (foto: dokpri) 

Menjadi pendamping desa adalah tugas yang penuh makna, namun tidak terlepas dari berbagai tantangan, terutama bagi mereka yang harus menempuh perjalanan lama dan jauh setiap hari. Perjalanan lebih dari empat jam setiap hari, atau bahkan hingga dua puluh delapan jam atau lebih dalam seminggu, jika terus berlanjut tanpa adanya solusi, dapat menyebabkan kondisi yang disebut jompo dini.

Dalam konteks ini, jompo dini tidak hanya merujuk pada penuaan fisik, tetapi juga kelelahan kronis yang berujung pada penurunan kualitas hidup pada usia yang seharusnya masih produktif.

Laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa kelelahan kronis akibat aktivitas fisik berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes pada usia muda (Global Status Report on Noncommunicable Diseases, 2010, diperbarui 2014 dan 2018).

Selain itu, studi lokal dari Universitas Indonesia berjudul “Hubungan Stres dengan Durasi Perjalanan pada Pekerja di Wilayah Perkotaan” (2020) mengungkapkan bahwa pekerja yang melakukan perjalanan panjang cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dan tidur yang kurang dibandingkan mereka yang bekerja lebih dekat dengan tempat tinggal.

Secara medis dan psikologis, jompo dini bisa diartikan sebagai penurunan daya tahan tubuh akibat akumulasi kelelahan kronis. Tubuh yang dipaksa melalui rutinitas melelahkan tanpa cukup waktu untuk beristirahat berisiko mengalami penurunan fungsi otot, sendi, serta kesehatan mental.

Perjalanan hampir empat jam yang dilakukan dua kali seminggu pulang pergi dari Pulau Lombok ke Pulau Sumbawa—ini belum terhitung durasi selama di lokasi tugas, memberi banyak pengalaman berharga. Namun, lebih dari setahun menjalani perjalanan ini dengan segala tantangannya, dampaknya kini mulai terasa pada kondisi fisik.

Selain itu, perjalanan dari rumah Kabupaten Lombok Barat menuju Kabupaten Lombok Utara yang hampir setiap hari ditempuh menggunakan sepeda motor selama lebih dari satu jam turut mempengaruhi perubahan kondisi kesehatan tersebut.

Meskipun penuh tantangan, perjalanan ini menjadi bagian dari dinamika yang harus dihadapi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Kelelahan yang datang tetap memberikan pelajaran tentang ketahanan dan kesabaran.

Selama bertahun-tahun menjadi pendamping desa, dampaknya langsung terasa. Perjalanan panjang menggunakan sepeda motor menyebabkan tubuh sering pegal, memicu stres, bahkan menciptakan kebiasaan psikologis tertentu, seperti rasa “ingin terus berkendara” setelah berlama-lama di jalan.

Fenomena ini kemungkinan besar berkaitan dengan adaptasi sensorik tubuh yang terus-menerus terpapar oleh gerakan dan konsentrasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Jalan Braga Bandung, Ketika Bebas Kendaraan!

5 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun