Salah satu tantangan utamanya adalah memastikan keterlibatan aktif masyarakat dalam setiap program yang diusung. Pendamping desa harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk membangun kepercayaan, memberdayakan masyarakat, dan memastikan partisipasi yang inklusif.Â
Banyak desa menghadapi kesenjangan pendidikan dan keterbatasan kapasitas, sehingga pendamping desa harus berperan sebagai mentor yang sabar dan inovatif dalam memberdayakan masyarakat.
Selain itu, fokus pada pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan menuntut pendamping desa mengembangkan strategi yang relevan dengan potensi lokal.Â
Mereka harus mampu mengidentifikasi peluang ekonomi, mendukung pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan mendorong inovasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.Â
Dalam praktiknya, ini sering kali melibatkan pelatihan kewirausahaan, pendampingan teknis, hingga membantu desa mengakses pasar yang lebih luas.
Tantangan lainnya adalah pengintegrasian teknologi dalam pembangunan desa. Asta Cita menekankan pentingnya inovasi dan digitalisasi sebagai alat mendukung transformasi ekonomi dan sosial di desa.Â
Pendamping desa harus menjadi penggerak utama dalam mengenalkan teknologi kepada masyarakat, membantu mereka memahami manfaatnya, dan memastikan teknologi tersebut digunakan secara efektif.Â
Tentu hal ini tidak mudah, terutama di desa-desa yang masih menghadapi keterbatasan infrastruktur internet dan rendahnya literasi digital.
Di sisi lain, pendekatan berbasis komunitas juga membuka peluang besar bagi pendamping desa untuk berinovasi. Mereka dapat menciptakan program-program yang lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan lebih berkelanjutan karena didukung oleh partisipasi aktif warga desa.Â
Asta Cita memberikan ruang bagi pendamping desa, menjadi kreatif dalam mencari solusi atas berbagai masalah yang dihadapi masyarakat, mulai dari kemiskinan hingga ketimpangan sosial.
Namun, transformasi peran pendamping desa ini memerlukan dukungan yang kuat dari pemerintah. Pelatihan yang berkelanjutan, alokasi sumber daya yang memadai, serta penyederhanaan birokrasi menjadi kunci untuk memastikan pendamping desa dapat menjalankan peran mereka dengan efektif.Â