Apa yang dilakukan oleh pasangan Iqbal-Dinda membuka mata banyak pihak bahwa kampanye politik tidak harus bersifat sementara. Baliho, yang biasanya menjadi simbol politik konvensional, diubah menjadi barang fungsional yang bernilai ekonomis. Dengan cara ini, kampanye tidak hanya berakhir dengan harapan kemenangan, tetapi juga meninggalkan jejak positif bagi masyarakat.
Langkah ini patut dicontoh oleh kandidat lain dalam pemilihan apapun termasuk pemilihan kepala desa di seluruh Indonesia. Kampanye politik sering kali menyisakan jejak sampah yang tidak ramah lingkungan. Namun, dengan pendekatan seperti yang dilakukan Iqbal-Dinda, kampanye bisa menjadi bagian dari solusi, bukan masalah.
Selain itu, inisiatif ini juga memberikan edukasi tentang pentingnya daur ulang dan keberlanjutan. Di tengah isu perubahan iklim dan polusi, langkah kecil ini bisa memberikan dampak besar jika diadopsi secara luas.
Antusiasme yang Menular
Keberhasilan kampanye ini juga tidak lepas dari antusiasme masyarakat. Ibu-ibu di bengkel kreatif tersebut kini merasa memiliki peran penting dalam mendukung gerakan ekonomi kreatif berbasis lingkungan. Mereka tidak hanya melihat baliho sebagai bahan mentah, tetapi juga simbol perubahan yang lebih besar.
Salah satu ibu berkata, "Kami merasa bangga karena produk kami bisa bermanfaat dan sekaligus membantu mengurangi sampah. Apalagi sekarang produk kami sudah banyak yang pesan, bahkan sampai luar Lombok."
Pak Iqbal mengaku terharu melihat semangat mereka. Baginya, ini adalah bukti bahwa masyarakat memiliki potensi besar untuk berinovasi, hanya saja sering kali kurang mendapat dukungan yang memadai. "Tugas kita adalah membuka jalan dan memberikan mereka panggung. Sisanya, mereka akan membuktikan bahwa mereka bisa," tambahnya.
Melangkah ke Depan
Dengan modal awal berupa sampah baliho, siapa sangka kampanye politik pasangan Iqbal-Dinda bisa melahirkan gerakan ekonomi kreatif yang menjanjikan? Langkah ini bukan hanya membawa dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat.
Pak Iqbal dan Dinda menunjukkan bahwa politik bisa menjadi lebih dari sekadar perebutan suara. Politik bisa menjadi sarana untuk menciptakan perubahan nyata, menginspirasi banyak orang, dan meninggalkan warisan yang bermanfaat.
Ketika pertemuan di bengkel kreatif itu berakhir, Pak Iqbal meninggalkan pesan yang sederhana namun mendalam. "Mari kita kembangkan potensi yang ada di sekitar kita. Bahkan dari sampah, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik."
Pesan ini mengingatkan kita semua bahwa perubahan besar sering kali dimulai dari langkah kecil. Dan di tangan para ibu eks pekerja migran, baliho yang dulu hanya berfungsi sebagai alat promosi kini memiliki cerita baru---cerita tentang harapan, inovasi, dan masa depan yang lebih cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H