Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Beryn, lahir di Pulau Seribu Masjid, saat ini mengabdi pada desa sebagai TPP BPSDM Kementerian Desa dengan posisi sebagai TAPM Kabupaten. Sebelumnya, ia aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi. Beryn memiliki minat pada isu sosial, budaya, dan filsafat Islam. Saat kuliah, Beryn pernah mencoba berbagai aktivitas umumnya seperti berorganisasi, bermain musik, hingga mendaki gunung, meskipun begitu satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya adalah menikmati secangkir kopi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Inspiratif (1) "Wirid Pembuka Pintu Rezeki"

2 Oktober 2024   18:13 Diperbarui: 2 Oktober 2024   23:33 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wirid ini Membuka Jalan Rezeki

Salah satu kisah yang paling menyentuh hati datang dari Pak Ahmad, seorang penduduk di Lombok Barat Kecamatan Gerung. Saya menemukannya di tengah kesibukan bekerja di proyek pembangunan drainase desa. Pak Ahmad, yang tampak penuh semangat mengawasi pekerjaannya, dulu pernah mengalami masa-masa sulit yang membuatnya merasa kehilangan arah.

Ketika kami duduk di pinggir proyek, Pak Ahmad mulai berbagi cerita. “Beberapa bulan lalu, saya mengalami masa yang sangat berat. Saya menganggur selama hampir setengah tahun, dan setiap hari rasanya semakin putus asa. Saya mencoba banyak hal untuk mencari pekerjaan, tapi selalu mentok. Kondisi ekonomi keluarga pun semakin menekan,” ujarnya dengan nada sedih mengenang masa-masa itu.

Suatu hari, seorang teman lamanya datang dan berbagi sebuah amalan. “Teman saya ini dulunya mondok di Pondok Pesantren Al-Aziziyah. Dia menyarankan saya untuk mencoba membaca wirid dari kitab Adzkarul Mu’minin. Katanya, amalkan wirid ini setiap selesai shalat, terutama setelah Ashar, dan insya Allah, saya akan merasakan perubahan,” lanjut Pak Ahmad, yang tampak mengenang nasihat temannya itu.

Dengan penuh harap, Pak Ahmad mulai mengamalkan wirid tersebut. Awalnya, ia hanya membacanya sekali sehari setelah shalat Ashar. “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi saya mulai merasa ada ketenangan yang muncul. Tidak seperti sebelumnya, saya tidak lagi merasa gelisah atau khawatir tentang masa depan,” katanya sambil tersenyum.

Perlahan-lahan, keadaan pun mulai berubah. “Yang paling saya syukuri adalah tak lama setelah saya mulai rutin membaca wirid, ada tetangga yang menawarkan pekerjaan. Saya diajak bekerja di proyek drainase ini. Seperti mimpi, jalan yang sebelumnya tertutup kini seakan terbuka lebar,” kata Pak Ahmad dengan mata berbinar. “Saya percaya, semua ini adalah berkah dari Allah, dan wirid Adzkarul Mu’minin adalah sarana yang membuka pintu rezeki saya.”

Pak Ahmad kini merasa hidupnya jauh lebih tenang dan bersemangat. Tidak hanya pekerjaan yang ia dapatkan, tetapi juga rasa kedekatan dengan Allah yang semakin kuat. “Saya masih terus mengamalkan wirid ini, bukan hanya karena saya mendapatkan pekerjaan, tapi karena saya merasa lebih tenteram. Saya ingin selalu ada dalam perlindungan-Nya,” tuturnya dengan rasa syukur yang mendalam.

Pak Ahmad hanyalah satu dari sekian banyak orang yang merasakan berkah dari wirid Adzkarul Mu’minin. Kisah-kisah serupa sering saya dengar selama perjalanan bertugas di berbagai desa. Bagi banyak orang, wirid ini bukan hanya menjadi amalan rutin, tetapi juga kunci untuk menghadapi kehidupan dengan lebih baik—baik dalam hal rezeki, ketenangan batin, maupun dalam membangun hubungan yang lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun