Salah satu kisah yang paling menyentuh hati datang dari Pak Ahmad, seorang penduduk di Lombok Barat Kecamatan Gerung. Saya menemukannya di tengah kesibukan bekerja di proyek pembangunan drainase desa. Pak Ahmad, yang tampak penuh semangat mengawasi pekerjaannya, dulu pernah mengalami masa-masa sulit yang membuatnya merasa kehilangan arah.
Ketika kami duduk di pinggir proyek, Pak Ahmad mulai berbagi cerita. “Beberapa bulan lalu, saya mengalami masa yang sangat berat. Saya menganggur selama hampir setengah tahun, dan setiap hari rasanya semakin putus asa. Saya mencoba banyak hal untuk mencari pekerjaan, tapi selalu mentok. Kondisi ekonomi keluarga pun semakin menekan,” ujarnya dengan nada sedih mengenang masa-masa itu.
Suatu hari, seorang teman lamanya datang dan berbagi sebuah amalan. “Teman saya ini dulunya mondok di Pondok Pesantren Al-Aziziyah. Dia menyarankan saya untuk mencoba membaca wirid dari kitab Adzkarul Mu’minin. Katanya, amalkan wirid ini setiap selesai shalat, terutama setelah Ashar, dan insya Allah, saya akan merasakan perubahan,” lanjut Pak Ahmad, yang tampak mengenang nasihat temannya itu.
Dengan penuh harap, Pak Ahmad mulai mengamalkan wirid tersebut. Awalnya, ia hanya membacanya sekali sehari setelah shalat Ashar. “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi saya mulai merasa ada ketenangan yang muncul. Tidak seperti sebelumnya, saya tidak lagi merasa gelisah atau khawatir tentang masa depan,” katanya sambil tersenyum.
Perlahan-lahan, keadaan pun mulai berubah. “Yang paling saya syukuri adalah tak lama setelah saya mulai rutin membaca wirid, ada tetangga yang menawarkan pekerjaan. Saya diajak bekerja di proyek drainase ini. Seperti mimpi, jalan yang sebelumnya tertutup kini seakan terbuka lebar,” kata Pak Ahmad dengan mata berbinar. “Saya percaya, semua ini adalah berkah dari Allah, dan wirid Adzkarul Mu’minin adalah sarana yang membuka pintu rezeki saya.”
Pak Ahmad kini merasa hidupnya jauh lebih tenang dan bersemangat. Tidak hanya pekerjaan yang ia dapatkan, tetapi juga rasa kedekatan dengan Allah yang semakin kuat. “Saya masih terus mengamalkan wirid ini, bukan hanya karena saya mendapatkan pekerjaan, tapi karena saya merasa lebih tenteram. Saya ingin selalu ada dalam perlindungan-Nya,” tuturnya dengan rasa syukur yang mendalam.
Pak Ahmad hanyalah satu dari sekian banyak orang yang merasakan berkah dari wirid Adzkarul Mu’minin. Kisah-kisah serupa sering saya dengar selama perjalanan bertugas di berbagai desa. Bagi banyak orang, wirid ini bukan hanya menjadi amalan rutin, tetapi juga kunci untuk menghadapi kehidupan dengan lebih baik—baik dalam hal rezeki, ketenangan batin, maupun dalam membangun hubungan yang lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H