Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat Kopi

Beryn, lahir di Pulau Seribu Masjid, saat ini mengabdi pada desa sebagai TPP BPSDM Kementerian Desa dengan posisi sebagai TAPM Kabupaten. Sebelumnya, ia aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi. Beryn memiliki minat pada isu sosial, budaya, dan filsafat Islam. Saat kuliah, Beryn pernah mencoba berbagai aktivitas umumnya seperti berorganisasi, bermain musik, hingga mendaki gunung, meskipun begitu satu-satunya hal yang selalu menarik perhatiannya adalah menikmati secangkir kopi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Adzkarul Mukminin: Warisan Wirid Penenang Jiwa

20 September 2024   13:34 Diperbarui: 25 September 2024   11:32 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.facebook.com/p/TGH-Musthafa-Umar-Abdul-Aziz-100068711231280/

TGH. Musthofa Umar Abdul Aziz, ulama besar asal Lombok, mewariskan spiritualitas mendalam melalui karyanya, Adzkar al-Mu'minin. Keistimewaan kitab ini tidak hanya terletak pada susunan doa dan dzikir yang indah dan mengalir, tetapi juga pada kemampuannya menyentuh kedalaman jiwa manusia, menjadikan manusia lebih dekat dengan Tuhannya. 

Dalam tradisi Islam, dzikir dan doa berperan menjadi sarana utama untuk mencapai ketenangan jiwa, mengingat Allah, dan merasakan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Kitab ini merupakan bukti nyata bagaimana ajaran diwujudkan dalam bentuk yang praktis sekaligus spiritual.

"Dialog" Adzkar al-Mu'minin dengan Filsafat Islam

Filsafat Islam menekankan pada hubungan yang dalam antara manusia dan Tuhan, konsep yang dikenal sebagai tawhid, atau keesaan Allah. Dalam Adzkar al-Mu'minin, setiap dzikir dan doa berfokus pada satu aspek penting dari hubungan tersebut---pengingatan dan pengakuan terhadap keesaan Allah serta peran-Nya sebagai sumber segala sesuatu. Dzikir-dzikir ini mencerminkan prinsip-prinsip utama dalam filsafat Islam, yaitu bahwa dunia dan segala isinya adalah refleksi dari sifat-sifat Ilahi, dan tujuan utama kehidupan manusia adalah untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Kitab ini berfungsi sebagai sarana untuk mencapai ma'rifatullah (pengenalan Tuhan), salah satu tujuan tertinggi dalam filsafat tasawuf, cabang filsafat Islam yang mendalam tentang perjalanan spiritual dan penyucian jiwa. Penggunaan wirid dan doa dalam Adzkar al-Mu'minin tidak hanya bersifat ritualistik, tetapi juga meditasi kontemplatif yang menuntun seseorang untuk memahami keberadaan Tuhan dalam hidupnya. Sebagaimana dalam ajaran Sufi yang menekankan kesadaran akan kehadiran Ilahi dalam setiap tindakan, kitab ini menjadi medium bagi praktik spiritual yang mendalam.

Dzikir sebagai Refleksi Filsafat Keseharian

Dzikir, sebagaimana dipraktikkan dalam Adzkar al-Mu'minin, bukan hanya serangkaian kata-kata yang diulang, melainkan sebuah sarana untuk menghadirkan Tuhan dalam keseharian, dan ini mencerminkan filosofi kehidupan dalam Islam yang holistik. Dalam pemikiran Islam, setiap tindakan, dari yang kecil hingga yang besar, memiliki dimensi spiritual yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhan. Filosofi ini tercermin dalam kitab Adzkar al-Mu'minin, yang tidak hanya menyajikan doa untuk ritual keagamaan, tetapi juga doa-doa untuk kehidupan sehari-hari---mulai dari permintaan perlindungan hingga permohonan untuk keberkahan.

Hal ini mengingatkan pada filsafat fikih Islam yang selalu menekankan keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi. Adzkar al-Mu'minin memberikan panduan praktis bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan dengan kesadaran spiritual, menyatu dengan apa yang digambarkan dalam filsafat tawhid: bahwa setiap hal, baik duniawi maupun spiritual, semuanya adalah bagian dari tatanan Ilahi yang lebih besar.

Pemikiran TGH. Musthofa Umar dan Relevansinya dalam Kehidupan Modern

Dalam konteks yang lebih luas, karya TGH. Musthofa Umar, terutama Adzkar al-Mu'minin, berfungsi sebagai jembatan antara tradisi dan kehidupan modern. Meskipun kitab ini lahir dari kehidupan pesantren yang sangat kental dengan tradisi keilmuan Islam klasik, pesan-pesan yang terkandung di dalamnya tetap relevan hingga kini. Ini mencerminkan salah satu prinsip filsafat Islam, yaitu bahwa kebenaran yang ditemukan melalui pengenalan Tuhan adalah universal dan melampaui batasan waktu serta tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun