Mohon tunggu...
Ikhwan Mansyur Situmeang
Ikhwan Mansyur Situmeang Mohon Tunggu... -

Staf Pusat Data dan Informasi Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Koperasi di Indonesia Berjumlah 192.443 Unit

4 September 2012   08:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:56 3508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) mendata, hingga bulan Mei 2012 total koperasi di Indonesia berjumlah 192.443 unit. Pertumbuhannya 6,72% per tahun, yaitu 170.411 unit (2009), 177.482 unit (2010), dan 188.181 unit (2011).

“Di antaranya sekitar 26-27 persen tidak aktif atau istirahat,” Sekretaris Kementerian Negara KUKM Agus Muharram menyatakannya ketika rapat kerja (raker) Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dengan Kementerian Negara KUMK di Gedung DPD Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/9). Ketua Komite II DPD Bambang Susilo (senator asal Kalimantan Timur) memimpin raker.

Jumlah koperasi yang terbanyak di Jawa Timur (29.150 unit), Jawa Tengah (26.604 unit), Jawa Barat (23.848 unit). Berikutnya Sumatera Utara (10.879 unit), Sulawesi Selatan (8.044 unit), DKI Jakarta (7.663 unit), Nanggore Aceh Darussalam (7.079 unit), Banten (6.056 unit), Sulawesi Utara (5.766 unit), dan Kalimantan Timur (5.338 unit). Agus menyambung, “Jumlahnya tersebar di seluruh provinsi.”

Berdasarkan jenisnya, jumlah koperasi konsumen yang terbesar (75,68 persen). Berikutnya, koperasi produsen (17,98 persen), simpan pinjam (4,53 persen), pemasaran (1,24 persen), dan jasa (0,56 persen).

Jumlah anggotanya pun bertambah dari 29.240.271 orang (2009), 30.461.121 orang (2010), 30.849.913 orang (2011), ke 33.687.417 orang (2012). Sedangkan tenaga kerjanya dari 357.330 orang (2009), 358.768 orang (2010), 377.238 orang (2011), ke 425.822 orang (2012). “Pekerja di koperasi itu seperti manajer, pegawai. Sebagian anggota koperasi terserap menjadi tenaga kerja,” ia menjelaskan.

Ia berharap, pertumbuhan koperasi tersebut berkontribusi terhadap perwujudan perekonomian nasional sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi sesuai dengan peran koperasi. Peran lainnya ialah mengembangkan kemampuan anggota khususnya dan masyarakat umumnya guna meningkatkan kesejahteraannya, serta memperkuat sumberdaya insani anggota agar profesional atau amanah, cerdas, konsisten, dan konsekuen.

Kemudian, menjadi mediator antara menyandang dana dan penggunan dana sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan harta; menguatkan kelompok-kelompok anggota sehingga memiliki kemampuan bekerjasama mengontrol koperasi, memperluas kesempatan kerja, dan menumbuhkankembangkan usaha-usaha produktif anggota.

Agus Muharram juga menjelaskan bahwa Kementerian Negara KUMK meningkatkan peran Koperasi Simpan Pinjam/Unit Simpan Pinjam Koperasi (KSP/USP-Koperasi) dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi (KJKS/UJKS Koperasi) sebagai lembaga keuangan mikro (LKM) yang melayani usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam pemberian pinjaman/pembiayaan.

Koperasi tersebut terdiri atas KSP/KJKS Koperasi 9.017 unit (anggotanya berjumlah 3.011.060 orang) dan USP/UJKS Koperasi 87.047 unit (anggotanya berjumlah 14.912.553 orang). Total KSP/KJKS Koperasi dan USP/UJKS Koperasi berjumlah 96.064 unit (anggotanya berjumlah 17.923.613 orang).

Simpanan KSP/KJKS Koperasi bernilai Rp 7,584 triliun dan pinjamannya bernilai 10,283 triliun. Sedangkan simpanan USP/UJKS Koperasi bernilai Rp 6,323 triliun dan pinjamannya bernilai 39,425 triliun. Total simpanan KSP/KJKS Koperasi dan USP/UJKS Koperasi bernilai Rp 13,908 triliun sedangkan pinjamannya Rp 49,708 triliun.

Koperasi berskala internasional

Sekretaris Kementerian Negara KUKM Agus Muharram juga menjelaskan lima koperasi di Indonesia yang tercatat sebagai koperasi berskala internasional. Pihaknya mendaftarkan kelima koperasi sebagai koperasi kelas dunia versi International Cooperative Alliance (ICA) yang bersama EuRICSE (European Research Institute on Cooperative and Social Enterprises) merilis Global300 Report.

Mereka adalah Koperasi Simpan Pinjam JASA (Kospin JASA) di Pekalongan (Jawa Tengah) beraset total Rp 2,5 triliun, Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) di Gresik (Jawa Timur) beraset total Rp 529,997 miliar, Induk Koperasi Simpan Pinjam (IKSP) di Jakarta beraset total Rp 33,76 miliar, Koperasi Simpan Pinjam Obor Mas di Sikka (Nusa Tenggara Timur) beraset total Rp 200,828 miliar, dan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) di Bandung (Jawa Barat) beraset total Rp 233,775 miliar.

Ia berharap pencapaian kelima koperasi menjadi contoh yang memacu pertumbuhan koperasi-koperasi di setiap daerah sehingga semua koperasi di Indonesia menjadi berskala internasional. “Gerakan revitalisasi koperasi adalah salah satu program utama Pemerintah untuk menunjang perekonomian Indonesia menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera,” ia menjelaskan.

Apalagi, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencanangkan tahun 2012 sebagai Tahun Koperasi Dunia atau 2012 International Year of Cooperatives (IYC). Melalui resolusinya nomor 64/136/2012, PBB mengakui peran koperasi, khususnya koperasi di Indonesia, sebagai organisasi usaha yang terbukti, di samping bertahan di tengah krisis ekonomi global, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, menurunkan kemiskinan, dan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun