Mohon tunggu...
Ikhwan Mansyur Situmeang
Ikhwan Mansyur Situmeang Mohon Tunggu... -

Staf Pusat Data dan Informasi Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

“Bang Rahmat Shah, Tokoh Inspirator”

30 April 2012   08:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:55 1527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Flora dan fauna saja disayangi Bang Rahmat, apalagi manusia,” begitu ungkapan Ketua DPD Irman Gusman setiap giliran mengenalkan anggota DPD asal Sumatera Utara Rahmat Shah selama kunjungan kerjanya di Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Termasuk, ketika delegasi bertemu jajaran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Barat, di Padang, Kamis (08/10/2009), yang dihadiri pengusaha pers Sumatera Barat dan pemilik Harian ‘Singgalang’ Basril Djabar.

Tentunya, orang yang dipanggil ‘Bang’ senyam-senyum. Sesungguhnya, tidak cukup kata-kata menggambar sosok Rahmat Shah Lubis. Pengusaha, diplomat, pemburu konservasi profesional kelas dunia, dan, kini, politisi. Langkahnya mengayun ke Senayan setelah memasuki hari kelima Pemilu DPR/DPD/DPRD 2009 ia memperoleh suara yang terus meningkat.

Pengalaman kerjanya sungguh panjang dengan segudang prestasi dan penghargaan berderet-deret yang membuktikan kemampuannya memadukan hobby dan bisnis. Keterlibatannya banyak di organisasi kemasyarakatan, usaha, dan olahraga, baik sebagai pembina maupun pemimpin, serta sosial. Rahmat mengaku, dua pertiga hidupnya kini diwakafkan untuk kegiatan sosialnya.

Pembuktian menguat ketika Irman bersama tiga anggota DPD asal Sumatera Utara lainnya, Rudolf Matzuoka Pardede, Darmayanti Lubis, dan Parlindungan Purba, mengunjungi “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery, di Jl S Parman No 309 Medan, Jumat (09/10/09). Inilah museum dan gallery satu-satunya yang berfungsi sebagai media pendidikan lingkungan hidup dan konservasi di Asia.

Ia pendiri sekaligus pimpinannya. Rahmat ternyata penggemar olahraga berburu konservasi profesional kelas dunia yang bertualang ke berbagai penjuru dunia. Sembari berburu, ia mempelajari konsep lingkungan hidup dan konservasi beserta pemanfaatannya. Ia menjelajahi hutan, gurun, kutub, serta menyelami sungai, laut, danau.

“Luar biasa,” Irman memuji Rahmat setelah hampir dua jam mengunjungi “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery. Ia menyebutnya inspirator yang berhasil mengombinasi konsep lingkungan hidup dan konservasi beserta pemanfaatannya melalui museum dan gallery berluas 3.000 m² dan berkoleksi 1.000 spesies satwa liar dunia. “Tak diragukan lagi, Bang Rahmat salah satu tokoh inspirator.”

“Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery diilhami kecintaan Rahmat sebagai anak kampung kepada alam dan kesungguhannya mencegah kepunahan satwa liar yang langka. Dengan mengenal keanekaragaman satwa liar dunia, ia terpanggil menyayangi dan menjaga kelestarian lingkungan hidup dan konservasi sebagai anugerah Tuhan SWT yang tak ternilai.

Ia menginginkan pengalamannya yang beragam dan unik, terutama berburu dan bertualang, juga dinikmati orang lain. Lalu, ia mengabadikan semua hewan liarnya yang langka dalam sebuah museum dan galeri satwa liar yang bertaraf internasional. “Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery diresmikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Juwono Sudarsono tanggal 14 Mei 1999 dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 13 Novermber 2007.

Koleksinya hasil perburuan legal berkonsep lingkungan hidup dan konservasi, hewan-hewan mati di berbagai taman hewan dan kebun binatang, pembelian legal, serta pemberian teman-teman dan sumbangan berbagai kalangan dari beberapa negara. Rahmat juga mendirikan Taman Hewan Pematang Siantar yang pemugaran dan pengembangannya diresmikan Yudhoyono sebagai salah satu obyek wisata di Sumatera Utara.

Museum dan gallerynya dicatat record book dan diganjar berbagai penghargaan nasional dan internasional. Rahmat satu-satunya orang Indonesia yang namanya tercatat dalam buku Great Hunter dan orang Indonesia pertama yang memperoleh International Conservation Award, Big Five Grand Slam Award, Dangerous Games of Africa Award, dan World Hunting Award.

Ia anggota seumur hidup Safari Club International dan International Professional Hunter Association. Rahmat yang berhobby scuba diving dan big game fishing ini juga Ketua Umum Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia sekaligus aktif menyediakan atau mendirikan penangkaran satwa liar untuk mengembangkan populasi satwa dan pendidikan konservasi.

Rahmat dianugerah Universitas Lincoln, San Fransisco, Amerika Serikat, doctor honoris causa atas prestasinya yang memadukan perkembangan dunia usaha dengan pertumbuhan ekonomi di daerah. Disertasinya mengulas “Peranan Dunia Usaha sebagai Penopang Perekonomian Daerah”.

Kini, dua pertiga hidupnya diwakafkan untuk kegiatan sosialnya. Ia banyak membantu dan merenovasi bangunan olahraga, pendidikan, ibadah, kawasan kumuh, dan kegiatan sosial lainnya di banyak lokasi, khususnya bagi warga yang benar-benar membutuhkan.

Ia membantu pembukaan dapur umum di daerah-daerah bencana. Misalnya, Rahmat mendorong lembaga non-pemerintah Pasiad Indonesia dan Kimse Yokmu membuka dapur umum di Jl Bagindo Azizkan, depan Lapangan Imam Bonjol, Padang, Sumatera Barat, sejak tanggal 8 Oktober 2009. Sebagai bantuan masyarakat Turki untuk korban gempa, dapur umum dibuka selama enam bulan dan menyediakan makanan untuk 2-3 ribu warga.

“Saya jamin bersih. Turki tidak berkepentingan apa-apa selain membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana,” ujarnya di hadapan jajaran PWI Sumatera Barat. Berkat posisi strategisnya, Rahmat dipercaya sejak tahun 1995 sebagai Konsul Jenderal Kehormatan Republik Turki untuk hubungan perdagangan yang meliputi wilayah Sumatera.

Anak yang aktif

Kampung Rahmat di dekat Sei Bah Bolon, Dolok Sinombah, Kabupaten Simalungun. Ia kelahiran tanggal 23 Oktober 1950 setelah 12 bulan dikandung ibunya, Syarifah.

Ia anak laki-laki kedua keluarga besar Gulrang Shah yang beranak 16 orang (delapan lelaki dan delapan wanita). Kakak lelakinya, Anif Rahmat, anak keenam; tiga saudara di atasnya wanita. Ada satu lagi kakak Rahmat, Habib Shah namanya, meninggal dunia di zaman revolusi saat berusia lebih kurang 5 tahun.

Semasa kecil, Rahmat anak yang aktif. Suka berenang, memancing, menjala ikan, dan berburu ke hutan berbekal ketapel. Ia menyenangi hewan-hewan langka dan berbisa. Beranjak besar, ia menjelajahi tempat-tempat yang jauh dari kampung kelahirannya, di berbagai negara. Kesempatan mempelajari arti pelestarian lingkungan hidup dan konservasi.

Baginya, seorang pengusaha tidak bisa disebut sukses tanpa keberhasilannya membina keluarga. Pengusaha yang sukses selalu memberi perlindungan, memelihara, membesarkan, serta memperlakukan isteri dan anak-anaknya dengan baik, agar mereka menjadi pribadi yang mandiri dan bermanfaat.

Bersama isterinya, Rose, gadis Melayu asal Singapura yang dinikahinya tahun 1983, Rahmat dianugerahi tiga anak. Salah satunya Raline Rahmat Shah. Selain cantik dan pintar, Raline adalah nomine lima besar Putri Indonesia 2008 asal Sumatera Utara yang dinobatkan sebagai Putri Favorit di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, tanggal 15 Agustus 2008 malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun