Kisah Seorang Istri….
3 malam kemarin kau peluk diriku dan kau ucapkan kata maaf, kau belai diriku dan luluh hatiku.Dan taklupa kau hadiahkan ciuman meski aku tak berulang tahun.Setelah siangnya dirimu menghina diriku dengan kata-kata menyakitkan hatiku….
2 malam kemarin kau peluk diriku dan kau ucapkan kata maaf, dan tak lupa kau berikan ciuman kepadaku…setelah siangnyakamu campakkan diriku, kau pukul wajahku….
Malam kemarin kau peluk diriku dan kau ucapkan kata maaf, sekali lagi sebuah ciuman mesti tidak ada hari istimewa… Setelah siangnya engkau tendang diriku, cengkram leherku… engkau cekik aku…
Malam tadi hanya kata maaf tanpa pelukan dan ciuman dikening.. setelah siangnyakau siksa diriku melebihi hari-hari sebelumnya… Tak lupa kau beri aku bunga…. Sebab hari ini aku akan dimakamkan.. Aku tahu kau menyesal…
Itu sekelumit kisah tragis seorang istri, yang diperlakukan buruk oleh suaminya. Mereka takut meminta cerai karena mereka banyak tak berdaya dari segi keuangan,takut tidak bisa makan atau menyekolahkan anak dan sebagainya.
Seandainyamereka mau dan berani meminta cerai dari suaminya tentu kematian konyol dan penyiksaan-penyiksaan sepertiitu bisa dihindari.Begitu banyak kisah-kisah tragis gara-gara ketidak beranian seorang istri untuk bercerai.
Memang kata cerai menjadi momok bagi sebagian pasangan, banyak pasangan yang meminta kepada Tuhannnya untuk selalu bersama dan terhindar dari kata-kata cerai,tapi banyak juga kata cerai adalah hal yang biasa dan sudah merupakan gaya hidup dan perceraian menjadi hal yang lumrah, semua ini telah mengakibatkan bahwakonsep pernikahan berada dalam bahaya.
Begitu banyaknya masalah yang muncul dari sebuah perkawinan, dari hal yang sepele sampai yang yang sepolo. Dari ketidak cocok, kekerasan, masalah ekonomi dan sebagainya. Semua itu bisa berakibat pada perceraian.
Perceraian adalah lawan dari pernikahan, dikala pesta pernikahan begitu banyak para undangan sanak kerabat, temandatang untuk memberikan dukungan dalam pesta kebahagian itu, tetapi sebaliknya saat sepasang kekasih memutuskan untuk bercerai tentunya “sambutan” tak sedahsat waktu pernikahan.Padahal kalau dipikir lebih dalam lagi seorang individuakan jauh lebih membutuhkan dukungan ketika memutuskan untuk berpisah dari pasangannya.Atau mungkinkah sudah saatnya kita adakan suatu acara selayaknya sebuah “pesta” bagipasangan yang sepakat untuk bercerai, dengan begitukita datang untuk memberikan dukungan, sumbangan, menghibur, dengan maksud lain kita bisa mengikis konotasi miring tentang perceraian.Sebabbanyaknya orang yang memandang perceraian adalah sesuatu kegagalan, tetapi disi lain bila di dalam rumah tangga yang sudah tidak harmonis dimana sudah tercipta kekerasan fisik ataupun verbal tentunyaperceraian adalahpelarian yang penting dari sebuah perkawinan.
Perceraian juga bisa indah,bila itu memang harus dilakukan, tentunya orang tersebut harus bisa memandang dari sisi positif dari sebuah perceraian.Ini adalah kisah menarik dari seorang Natalie Imbruglia, ia mengaku melakukan rekaman terbaik saat sedang patah hati karena perceraian, dan hal tersebut dipakai sebagai materi albumnya,pada 1998 Natalie menulis album debutnya berjudul Left Of The Middle, tentang rasa kecewa yang dialaminya, dan tanpa diduga album itu meraih sukses di dunia musik internasional."kesedihan memuncak" malah mendapat hasil yang luarbiasa. "Jadi siapa bilang bercerai itu selalu terpuruk?" ujar Natalie. Tapi, mendingan jangan bercerai bukan?.Mungkin maksud dari kata-kata Natalie adalah untuk membantu individu-individu yang sedang terluka akibat perceraian sehingga dapat kembali semangat menjalani hidup….Wassalam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H