Tulungagung, (afederasi.com) -- Musim kemarau di tahun ini membuat sejumlah desa di Kabupaten Tulungagung mengalami kekurangan air bersih. Bahkan hingga kini tercatat ada delapan desa yang tersebar di tiga kecamatan mengalami krisis air bersih, yang setiap hari mendapatkan droping air bersih.
Melihat akan hal itu, membuat salah satu yayasan yang bergerak dalam bidang layanan sosial dan dakwah yakni Nurul Hayat Zakat Kita, melakukan kegiatan bakti sosial berupa pengiriman air bersih sebanyak 16 ribu liter yang ditujukan di dua desa yang ada di Kecamatan Kalidawir
"Kami telah mengirimkan air bersih di Desa Kalibatur dan Winong," ungkap layanan sosial, Imron Rosadi ketika dikonfirmasi afederasi.com.
Imron menjelaskan tujuan dari kegiatan baksos ini untuk membantu kebutuhan pokok air bersih bagi sejumlah warga yang terdampak kekeringan. Diharapkan, dengan adanya bantuan ini dapat meringankan beban warga, khususnya bagi warga yang secara finansial kurang mampu.Â
Sementara itu, Rodiyah salah satu warga setempat mengungkapkan bahwa dirinya mengalami kekurangan air bersih sejak pertengahan Juli hingga sekarang. Hal ini dikarenakan sumber air yang kian menipis, serta hujan belum juga turun.
"Sebenarnya ada sumur maupun hipam. Namun saat ini sumbernya kecil bahkan tidak mengalir," katanya.Â
Menurut Rodiyah, ketika musim kemarau tiba dan belum adanya bantuan air bersih. Beberapa warga yang ingin mendapatkan air harus rela berjalan sejauh 1,5 kilometer menuju sumber air/sungai, dan itupun jalannya cukup susah. Ada pula warga yang rela membeli air seharga Rp12 ribu per 160 liter.
"Ada yang mengambil ke sungai, ada juga yang membeli untuk mendapatkan air," jelasnya.
Hal senada diungkapkan Sukimin yang disaat itu ikut mengantri untuk menerima bantuan air bersih. Dia sangat berterima kasih atas bantuan para donatur Nurul Hayat. "Sebab, dengan adanya bantuan air ini, paling tidak bisa untuk tambahan stok untuk keperluan sehari -- hari," imbuhnya.
Disinggung harapan kepada pemerintah, melihat desanya menjadi langganan kekeringan. Kata Sukimin, dirinya berharap sekiranya ada program yang bisa dirasakan jangka panjang, terutama antisipasi musim kemarau panjang. "Misalkan dibuatkan sumur bor atau sejenisnya yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat umum," harapnya.Â