Mohon tunggu...
Imron
Imron Mohon Tunggu... profesional -

Saat ini aktif di LSM Kabut Riau Sebagai tenaga pendamping Desa

Selanjutnya

Tutup

Money

Menganyam Sejuta Harapan dengan Lembaran Pandan

11 Mei 2012   11:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:26 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandan merupakan segolongan tumbuhan monokotil dari genus pandanus . sebagian besar anggotanya tumbuh di pantai - pantai daerah tropika. Anggota tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang ( seperti daun palem ), seringkali tepi daunya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50cm hingga mencapai 5m. daunya selalu hijau (hijau abadi evergreen ). Keberadan tumbuhan pandan ini juga mempengaruhi perekonomian masyarakat yang berada di pesisir pantai. Tumbuhan pandan merupakan tanaman yang bisa memberikan banyak manfaat seperti untuk bahan anyaman kerajinan, pewangi makanan, dan utnuk obat – obat tradisional. Desa Sungai Rawa Kecamatan Sei. Apit Kabupaten Siak Propinsi Riau merupakan salah satu desa yang berada di pesisir timur Pulau Sumatera yang juga merupakan salah satu desa penyangga keberadaan kawasan gambut Semenanjung Kampar. Di desa sungai rawa yang terletak di pesisir ini merupakan kawasan yang juga banyak ndi tumbuhi oleh tumbuhan Pandan. Kelompok perempuan di Desa Sungai Rawa telah lama mengusahakan daun pandan yang di jadikan bahan anyaman tikar, pewangi makanan dan memanfaatkan daun pandan sebagai obat tradisional. Berdasarkan hal diatas perempuan Desa Sungai Rawa berinisiatif membentuk sebuah kelompok yang memfokuskan pada pemanfaatan daun pandan sebagai bahan kerajinan anyaman tikar.

Mereka berharap dengan terus di manfaatkanya tanaman pandan yang kemudian di olah menjadi kerjinan anyaman tikar nanti akan mampu membantu perekonomian keluarga. Walau mereka selalu terbentur dengan permasalahan dalam hal pemasaran yang mana peminat dari hasil kerajinan mereka semakin berkurang.
Dengan semakin berkembangnya kemajuan zaman, perlahan lahan hasill anyaman tikar menjadi semakin kurang di minati karena tikar yang di hasilkan kurang berfariasi motifnya dan kalah saing dengan keberadaan tikar dari bahan plastikn yang tentunya tahan lebihlama. Slama ini perempuan desa Sungai Rawa hanya menganyam daun pandan menjadi lembaran – lembaran tikar. Hal ini mungkin di karenakan kurangnya informasi tentang kebutuhan pasar yang mereka dapatkan. Di bawah ini adalah bentuk dan motif anyaman dari daun pandan.
Perempuan di desa Sungai Rawa sangat berharap mendapatkan pelatihan dari pihak – pihak luar yang mampu memberikan keterampilan baru dalam mengolah daun pandan menjadi prodak yang bisa di terima di pasaran. Efek dari makin banyaknya prodak yang dihasikan nantinya akan membawa pengaruh bagi kelestarian lingkungan. Karna pada dasarnya apa bila produksi meningkat maka kebutuhan bahan pokok berupa tnaman pandan akan meningkat pulla. Sehingga mau tidak mau perempuan desa sungai rawa akan melakukan penanaman tumbuhan pandan dalm memenuhi kebutuhan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun