Gadis kecil itu bernama Anisa. Saya bertemu dengannya seusai sholat di masjid besar yang berjarak hanya sepelemparan batu dari tempat tinggal saya di Mataram. Dia adalah satu diantara banyak siswa yang medatangi Islamic Center untuk melaksanakan kewajiban sebagai muslim. Meski banyak rombongan lain yang datang, perhatian saya hanya tertuju pada rombongannya.Â
Yang membuat saya kagum adalah mereka masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Didampingi para gurunya, mereka antusias melakukan ibadah sepulang sekolah di masjid ini. Saya mengamati kelakuan siswa-siswa itu beberapa jenak. Setelahnya, saya kembali memotret sekelebat kemewahan yang nampak didepan saya.Â
***
Masjid ini digadang-gadang sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara. Islamic Center berada tepat dijantung Kota Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Selain menjadi pusat kajian ilmu-ilmu agama, masjid ini juga berfungsi sebagai pusat kebudayaan, wisata religi, hingga pasar seni. Kita bisa memantau seisi Lombok dari atas menara masjid ini.Â
Saya tidak heran mengapa banyak orang menyebut Lombok sebagai Serambi Madinah. Selain pulau ini disesaki masjid, Lombok juga masih sangat memperhatikan segala aktifitas berbau keagamaan. Semuanya melebur dalam satu bangunan besar bernama Islamic Center.Â
Meski kuliah di Lombok, jarang sekali saya berkunjung ke Islamic Center. Padahal hampir setiap hari saya melintasi wilayah ini. Saya juga terbiasa melihat turis asing dihalaman masjid. Kadang mereka singgah untuk berfoto, dan membeli sovenir yang dijejaki para pedagang. Begitu juga pada malam harinya, kelap kelip cahaya Islamic Center adalah daya tarik tersendiri bagi siapapun yang melintasi tempat ini.Â
Pemerintah melalui kebijakannya membangun satu bangunan sebagai tempat interaksi muslim, yang lalu menjelma menjadi ikon baru dan banyak dikunjungi wisatawan. Saya sangat terkesan dengan masjid ini. Bangunannya yang besar dan megah mencerminkan keperkasaan Islam dizaman Khalifah.Â
Berbekal kamera smartphone, saya mengelilingi masjid ini lalu mencari apa saja yang bisa diabadikan. Saat menaiki tangga, saya melihat Bedug berurukan besar dan bertulisakan "Persatuan Muslim Tionghoa Indonesia PITI-NTB" di sana. Saya menduga bahwa Bedug tersebut sengaja disumbangkan oleh Persatuan Muslim Tionghoa sebagai cindera mata lalu ditempatkan disini.Â
Setelah itu, saya kembali memasuki bagian utama masjid. Di sana saya melihat lampu-lampu indah bergelantungan menyapa setiap jama'ah. Luasnya hampir setara lapangan bola hingga mampu menampung banyak orang. Selanjutnya saya berjalan menuju puncak menara. Saya penasaran dengan penorama Lombok dari ketinggian. Di bagian ini, energi saya cukup terkuras, sebab untuk sampai dipuncak kita mesti melewati banyak anak tangga.Â
Diatas menara islamic Center yang menjulang, saya memandang jauh seisi Lombok. Dari sini saya bebas menjelajah, bebas menerewang, serta bebas meluapkan rasa syukur atas segalanya. Saya menyarankan jika kamu singgah di Lombok dalam waktu yang tidak lama, sempatkanlah mampir ketempat ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H