Mohon tunggu...
imrokhatun khasanah
imrokhatun khasanah Mohon Tunggu... -

Sederhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jejak Tradisi Uhamka FKIP

22 April 2015   13:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:48 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka yang akrab disapa dengan akronim UHAMKA FKIP, yang berada di jalan Tanah Merdeka Kampung Rambutan, Ciracas, Pasar Rebo Jakarta Timur, adalah kampus islami yang didirikan oleh sosok kelahiran Sungai Batang, Maninjau pada tagggal 17 Februari 1908 (14 Muharam 1326 H) yaitu Alm. Prof. DR. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) Pahlawan Nasioanal pada tanggal 18 November 1957. Dengan visi Universitas utama yang ungggul dalam kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.

Di usia yang sudah setengah abad ini UHAMKA FKIP tetap berjaya dengan semua tradisi-tradisinya yang berbeda dengan universitas yang lain. UHAMKA tidak hanya menggali intelektual akademisi saja yang di miliki dari setiap mahasiswanya namun spiritualnya pun tidak ketinggalan. Selama 7 semester yang berarti itu sekitar 3,5 tahun mahasiswa belajar akan ilmu keagamaan yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-sunnah yang nantinya akan di ujikan ketika Skripsi, selain itu softskill pun di asah di UHAMKA FKIP seperti berwirausaha, kecekatan dalam teknologi, berkomunikasi dengan berbahasa internasionaltidak ketinggalan untuk membentengi dalam berkopetisi dan berkiprah dalam masyarakat serta merebut lapangan kerja di luar yang sudah menanti kedatangan sarjana-sarjana yang berkarakter bukan sekedar sarjana.

Tradisi yang tidak pernah hilang yang sudah menjadi identitas mahasiswa UHAMKA FKIP lainnya adalah Memakai hitam putih ketika Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS). Berpakaian rapi, sopan, dan dilarang merokok diarea kampus karena kita dilatih akan menjadi guru profesional yang berkarakter. Baru-baru ini UHAMKA pun mendapat Award yang mengharumkan nama Universitas sebagai “KAMPUS TANPA ASAP ROKOK”.

Setiap Milad, UHAMKA menjamu kepada mahasiswa dan masyarakat disekitar kampus dengan berbagai Budaya Lokal, seperti Wayang kulit dengan sinden berhijab, Tarian tradisional, dan Marawis. Membangunkan budaya lokal disetiap milad UHAMKA bertujuan agar tidak terhapusnya budaya lokal atau di pindah tangankan kenegara seberang dengan arus deras globalisasi yang sudah menyelimuti kita.

Ketika bulan suci Ramadhan UHAMKA membagikan takjil gratis untuk siapa pun yang hendak berbuka puasa di UHAMKA. Kemudian ada juga shalat berjama’ah dan tarawih bersama warga sekitar kampus yang setiap harinya hampir tidak ada tempat luang untuk disinggahi. Setelah menjalani ibadah di bulan ramadhan UHAMKA pun tidak ketinggalan melakukan silaturahmi dengan memberi zakat fitrah untuk orang yang membutuhkan.

Di bulan Qur’ban UHAMKA tidak enggan mengulurkan tangannya untuk warga sekitar dengan membagikan daging qur’ban kemasyarakat sebagai tanda loyalitas kita. Dengan sistem mengantarkannya langsung kerumah warga yang berhak mendapatkan daging Qur’ban tersebut.

UHAMKA juga memiliki UHAMKA Dormitory (Asrama Mahasiswa) yang tidak dimiliki oleh Universitas kebanyakan. Bertujuan menyedian fasilitas hunian yang representatif, mengaktualisasikan potensi spiritual, intelektual, dan kepemimpinan santri (mahasiswa) secara optimal dan membelajarkan santri untuk hidup bermasyarakat. UHAMKA Dormitory memiliki tradisi setiap habis shalat berjama’ah ada berbagai pembelajaran tentang berbahasa, seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab. Yang di praktikkan setiap 1 minggu berbahasa inggris 1 minggu berbahasa arab jika ada santri yang tidak berbahasa di kenai sanksi berupa menghafal bahasa yang dipakai sehari-hari. Selain itu juga ada pembelajaran akan berwirausaha, membaca Al-Qur’an, pembelajaran berbicara seperti Modohoroh (Pengajian Santri).

Melalui Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA) diharapkan mewarisi sifat religiousitas intelektual ilmiah, etos belajar mandiri (otodidak), dengan mengamalkan prinsip Alm. Prof. DR. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) “PENDIDIKAN UNTUK IBADAH DAN IBADAH UNTUK PENDIDIKAN”. Pada waktunya nanti, akan menghasilkan generasi baru yang cerdas dan berakhlak mulia. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun