Asesmen perilaku (behavioral assesment) mencakup sejumlah teknik pengukuran yang berdasarkan pencatatan perilaku individu. Klinisi menggunakan teknik ini untuk mengidentifikasikan perilaku yang bermasalah dan memahami faktor apakah yang mempertahankan munculnya perilaku tersebut serta untuk mengembangkan dan memperbarui intervensi yang tepat untuk mengubah perilaku tersebut.
Asesmen perilaku mengandalkan hampir sepenuhnya pencatatan secara eksklusif pada perilaku yang dapat diamati-perilaku yang dilakukan oleh individu yang dapat dilihat oleh orang lain. Asesmen ini sebagian besar merupakan reaksi terhadap model tradisional yang mengandalkan pada gangguan yang disebabkan oleh penyebab yang tersembunyi seperti faktor ketidaksadaran atau trait kepribadian yang tidak dapat diamati. Sejak akhir tahun 1970-an, asesmen perilaku telah berkembang dengan melibatkan pencatatan pikiran dan perasaan yang dilaporkan oleh individu oleh pengamat yang sudah terlatih, sebagai tambahan dari perilaku yang tampak. Pendekatan yang sering kali digunakan meliputi self-report perilaku klien dan observasi klinis terhadap klien.
Self-report perilaku (behavioral self-report) adalah metode asesmen ketika klien memberikan informasi mengenai frekuensi dari perilaku tertentu. Alasan rasional yang mendasari teknik self-report perilaku adalah informasi mengenai perilaku bermasalah yang harus diperoleh dari klien yang memiliki akses paling dekat dengan informasi penting dalam memahami dan menangani masalah perilaku. Informasi ini dapat diperoleh dalam berbagai cara, termasuk wawancara yang dilakukan oleh klinisi, pemantauan diri (self-monitoring) yang dilakukan oleh klien terhadap perilakunya, dan melengkapi sejumlah checklist oleh siapa saja atau invertori lain yang dirancang untuk tujuan ini.
Observasi perilaku klien merupakan komponen yang sangat penting dari pengukuran terhadap perilaku. Dalam observasi perilaku (behavioral observation), klinisi mengobservasi individu dan mencatat frekuensi dari perilaku yang spesifik serta mencatat faktor situasional yang relevan. Sebagai contoh, staf perawat pada unit kejiwaan mungkin diinstruksikan untuk mengobservasi dan mencatat target perilaku dari individu yang membenturkan kepalanya ke tembok setiap kali terjadi peristiwa yang tidak biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H