Mohon tunggu...
Imroatul Khoyroh
Imroatul Khoyroh Mohon Tunggu... -

Red is Me

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fobia Termasuk Kecemasan

14 Oktober 2014   14:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:05 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setiap orang memiliki ketakutan atau respons yang tidak menyenangkan terhadap objek-objek, situasi, atau makhluk hidup. Beberapa respons ketidaknyamanan atau ketidaksukaan yang disebut aversi (aversion), bersifat umum dan merupakan hal yang tidak terlalu perlu diperhatikan. Akan tetapi, jika respons seseorang terhadap sesuatu di antara hal yang dialami tersebut jauh di luar proporsi bahaya atau sikap yang mengancam oleh stimulus, orang tersebut dikatakan memiliki fobia.

Ada 2 macam fobia. Pertama, yakni Fobia spesifik. Fobia spesifik adalah ketakutan irasional dan menetap pada objek yang khusus, aktivitas, atau situasi yang menyebabkan respon kecemasan yang tiba-tiba, menyebabkan gangguan yang signifikan dalam performa, dan menghasilkan perilaku menghindar. Dalam lingkungan yang mengharuskan mereka berhadapan langsung dengan stimulus penyebab fobia, tingkat kecemasan mereka meningkat dengan semakin dekatnya mereka ke stimulus atau berkurangnya kemungkinan untuk melarikan diri dari situasi yang menakutkan tersebut.

Dasar perspektif biologis fobia spesifik adalah pendapat bahwa manusia diprogram secara khusus terhadap rasa takut pada situasi atau stimulus yang dapat mengancam keberlangsungan hidup kita. Kecenderungan biologis mungkin dapat menjelaskan bagaimana penderita fobia dapat mengalami ketakutan irasional yang berulang dan sulit untuk menghilangkannya. Sedangkan menurut perspektif psikologis, pikiran individu juga memainkan peranan dalam mengembangkan dan memelihara fobia pada hal tertentu.

Penanganan pada fobia spesifik ini dengan menggunakan terapi perilaku. Terapi perilaku memiliki efektifitas yang tinggi karena gejala-gejala yang berkaitan mudah diidentifikasi dan stimulus terbatas pada situasi atau objek.

Kedua, yakni Fobia sosial. Banyak orang yang merasa gugup sebelum berbicara di depan sekelompok orang, tampil dalam pertunjukan musik, atau mengikuti perlombaan atletik. Orang yang memiliki fobia sosial akan merasa sangat cemas, tidak hanya dalam situasi di atas, namun juga dalam semua situasi ketika orang yang memiliki fobia tersebut merasa diamati oleh orang lain. Fobia sosial dapat muncul dalam suatu yang spesifik atau dalam bentuk yang umum, bergantung pada apakah fobia timbul dalam beberapa situasi yang ramai atau apakah fobia berhubungan dengan satu tipe situasi tertentu.

Menurut perspektif biologis, topik terkini mengenai fobia sosial adalah pemahaman mengenai sebuah gangguan sebagai fenomena biopsikososial yang semakin meningkat. Sedangkan menurut perspektif psikologis, orang dengan gangguan ini tidak mampu melakukan sesuatu untuk mengenyampingkan perhatian mereka terhadap kemungkinan adanya kritik dan memusatkan perhatian pada apa yang akan mereka lakukan.

Merawat orang dengan fobia sosial melibatkan memberikan pertolongan kepada mereka untuk belajar memberikan respons yang tepat terhadap situasi yang mereka takuti. Teknik perilaku dan kognitif perilaku seperti yang digunakan dalam merawat orang dengan fobia spesifik dianggap sangat membantu dalam mencapai tujuan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun