Mohon tunggu...
Imroatul Azizah
Imroatul Azizah Mohon Tunggu... Guru - Tadris IPS 1 IAIN Jember

Kegagalan adalah awal untuk mencapai kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Idealisme dan Filosofi Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Idealisme

31 Maret 2020   17:26 Diperbarui: 10 April 2020   18:00 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat idealisme ini berasal dari Plato, yang hidup pada tahun 427-347 SM. Idealisme sendiri berasal dari bahasa Yunani idea yang berarti pandangan. Idealisme ini digunakan untuk nama teori tentang ide-ide arketip. 

Dan kata idealisme semakin populer karena telah digunakan tokoh yang bernama Immanuel Kant yang menyebut teori pengetahuan sebagai idealisme kritis. 

Dan arti idealisme sendiri ialah sistem filsafat yang telah menekankan pentingnya keunggulan pikiran, roh, dan dari hal-hal yang bersifat kebendaan atau material.

Tokoh-tokoh Filsafat Pendidikan Idealisme

(1) Yang pertama ialah Plato, ia adalah murid sokrates. Plato lahir dari keluarga aristiokrasi di Athena, pada 427 SM dan menutup usianya pada usia 80 tahun. Plato menerangkan teori dua dunia dalam idea, yaitu dunia yang mencangkul benda-benda jasmani yang terlihat oleh panca Indra dan dunia yang sifatnya tetap tidak bisa di ubah. 

(2) Tokoh filsafat selanjutnya adalah Hegel, nama lengkapnya adalah Georg Wilhelm Friedrich Hegel ia juga tokoh filosof terkenal. Menurutnya yang mutlak ialah roh yang mengungkapkan diri di dalam alam, contohnya adalah seseorang yang tidak kaya tetapi ia ingin terlihat kaya atau modis dimata orang, namun ia tidak sanggup membeli barang-barang mahal, dan ia harus sadar diri bahwa dirinya itu orang biasa atau tidak sanggup membeli barang-barang mewah. 

(3) Al-Ghazali, ia adalah ahli filsuf Islam yang bernama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, yang lahir pada tahun 450 H di Ghazaleh, ia kalau masalah dengan pendidikan cenderung pemahamannya empirisme, sebab ia sangat menginginkan pendidikan anak kecil memadai.

Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun