Mohon tunggu...
Imroatu Dzakiyah Fakhriyatu
Imroatu Dzakiyah Fakhriyatu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Tenaga Gizi

5 Januari 2025   05:30 Diperbarui: 5 Januari 2025   05:20 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poli Gizi RSUA (Sumber: kompasiana.com)

Kemampuan komunikasi merupakan salah satu bagian krusial untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan. Seorang tenaga gizi juga tidak lepas dari berkomunikasi ketika memberikan edukasi kepada pasien tentang konsumsi gizi yang baik. Hal ini membuat tenaga gizi juga harus mempelajari komunikasi terapeutik. Jenis komunikasi ini dapat membantu tenaga gizi atau tenaga kesehatan secara luas dalam mengidentifikasi kebutuhan pasien. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang memiliki tujuan spesifik, yakni bertujuan untuk mencapai kesembuhan. Komunikasi terapeutik menitikberatkan kesembuhan dan kenyamanan pasien sebagai prioritas utama dalam masa pengobatan dan pemulihan.  

Ahli diet terdaftar (RD) atau Ahli gizi profesional (Nutrition Professional) menerapkan komunikasi terapeutik ketika melakukan terapi gizi medis. Terapi gizi medis mencakup terapi diagnostik dan manajemen penyakit, termasuk layanan konseling. Tenaga gizi akan memberikan edukasi gizi dan informasi terkait pola makan yang tepat dan dipersonalisasi untuk pasien sesuai dengan kondisinya. Kebutuhan gizi disesuaikan dengan kondisi pasien, contohnya pada pasien diabetes melitus, konsumsi gula harian harus dipantau agar kadar glukosa darah pasien tetap stabil atau berada pada batas normal. Kadar glukosa darah yang dianggap dalam batas normal idealnya tidak melebihi 200 mg/dL. Tenaga gizi dapat merekomendasikan pola makan seimbang sesuai dengan prinsip 3J, yakni Jadwal makan, Jenis, dan Jumlah. Tenaga gizi juga dapat memberikan informasi terkait substitusi atau alternatif bahan pangan lain yang berhubungan dengan variasi konsumsi yang seimbang secara keseluruhan.

Komunikasi yang efektif sangat penting dalam situasi ini. Tenaga gizi perlu memastikan bahwa pasien atau keluarga pasien memahami informasi yang diberikan dan memberikan tanggapan. Ini untuk menghindari kesalahpahaman dan disinformasi terkait pola makan yang dapat membantu menekan kadar glukosa darah pada pasien agar tetap terkendali dengan kepatuhan pasien terhadap konsumsi obat secara rutin. Oleh karena itu, komunikasi terapeutik digunakan. Komunikasi ini membantu tenaga kesehatan untuk memahami kebutuhan pasien dengan lebih baik dan mendapatkan umpan balik dari layanan yang telah diberikan. Selain itu, komunikasi terapeutik juga membantu tenaga gizi dalam membangun hubungan yang baik dan kooperatif dengan pasien atau keluarga pasien.

Integrasi setiap komponen komunikasi dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti budaya setempat, persepsi, dan pengetahuan pasien atau keluarga dalam pelayanan kesehatan, terutama dalam konteks konseling gizi, diharapkan dapat mendukung proses pengobatan dan pemulihan pasien secara aman dan nyaman, serta sesuai dengan kebutuhan mereka.

Referensi:

Melinda, et al., 2022, Komunikasi Terapeutik dalam Kesehatan, edk 1, Rizmedia Pustaka Indonesia, Makassar.

Tumiwa, F.A. and Langi, Y.A. (2010) Terapi Gizi Medis Pada Diabetes Melitus. Jurnal Biomedik, Volume 2, Nomor 2, hlm. 78-87.

Wahyuni, B. R., Dewi, A. D. A., & Hariawan, M. H. (2023) The Correlation between Diet Quality with Glycemic Status in Patients with Diabetes Mellitus Type 2: Hubungan Kualitas Diet dengan Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Kota Yogyakarta. Amerta Nutrition, 7(2SP), 252--260.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun