[caption id="attachment_421183" align="aligncenter" width="313" caption="bumn.go.id/tribunnews.com"][/caption]
Berita tentang beras plastik yang asal muasalnya dari unggahan gambar di media sosial facebook akun milik penjual nasi uduk di Bantargebang Kota Bekasi yang bernama Dewi Septiani itu luar biasa dampak yang ditimbulkan. Beras yang katanya terbuat dari bahan plastik dan belum jelas kebenarannya tersebut memang sudah sangat meresahkan baik bagi penyalur beras maupun ibu-ibu rumah tangga yang akan membeli beras buat kebutuhan rumah tangganya. Keresahan warga bukan saja terjadi di wilayah lokal Kota Bekasi saja tetapi sudah lintas Provinsi bahkan lintas pulau termasuk terjadi di Kota Jayapura Papua. Pedagang beras di sana omset penjualannya melorot hingga tinggal 50% saja. Ekonomi rakyat terguncang gara-gara beras plastik ini. Setelah Ibu Dewi Septiani melapor kepada BPOM dan pihak Kepolisian setempat yang kemudian ditindaklanjuti oleh penelitian laboratorium dan kebetulan yang diberi kesempatan meneliti terlebih dahulu adalah PT.Superintending Company of Indonesia (Persero) atau yang populer dengan nama Sucofindo merupakan salah satu BUMN yang dimiliki oleh pemerintah yang kemudian hasil penelitiannya positif, beras mengandung senyawa plastik.
Dengan hasil penelitian seperti itu tentu saja membuat gerah instansi terkait terutama Kementerian Perdagagan, Kementerian Pertanian, BPOM termasuk institusi Kepolisian sendiri yang masing-masing instansinya segera mengadakan uji ulang di laboratorium yang dimilikinya dengan sampel yang sama terhadap beras plastik yang dilaporkan oleh Ibu Dewi tersebut. Termasuk upaya Menteri Perdagangan Rahmat Gobel mengontak Menteri Perdagangan negara-negara tetangga apakah punya pengalaman yang sama seperti Indonesia adanya beras plastik yang diselundupkan. Hasilnya negara-negara yang dihubungi tak satupun punya pengalaman adanya beras plastik di negaranya. Kembali ke penelitian laboratorium masing-masing instansi BPOM, Kementerian Pertanian termasuk Laboratorium Forensik Polri menghasilkan hasil uji negatif beras tercampur unsur plastik. Inilah yang membuat bingung sebagian besar warga masyarakat kita ada dualisme hasil penelitian yang saling bertentangan. Ini tentu mengingatkan kita akan hasil quick count Pemilihan Presiden tahun 2014 yang lalu ada dua versi yang saling bertolak belakang.
Kalau ada dua hasil yang berbeda satu sama lain tentunya lantas timbul kesimpulan, pasti salah satunya adalah hasil rekayasa alias tidak jujur yang kemungkinan ada tujuan-tujuan tertentu baik kepentingan politik atau kepentingan lainnya. Di sini Sucofindo berani beda (ah kaya TV sebelah saja) yang mottonya “memang beda”. Dalam hal ini yang satu persepsi yang sama adalah Ibu Dewi dan Sucofindo (yang menyatakan positif beras plastik). Untuk mendalami peran mereka masing-masing atas beras plastik ini mereka sedang menjalani pemeriksaan Polisi, kemungkinan ada keterlibatan mereka dengan politik tertentu untuk membuat keresahan atau teror kepada masyarakat dan para penyalur beras yang memang terbukti berhasil semakin meluasnya keresahan pengaruh beras plastik ini. Kalau memperhatikan penuturan Ibu Dewi waktu diwawancarai oleh Kompas TV memang dia sebelumnya pernah melihat beras berbahan plastik di Youtube yang jangan-jangan ini inspirasi bagi dia untuk kemudian menyebarkan berita beras plastik di sosial media lewat akun miliknya.
Memang saat ini Pemerintah sedang menghadapi teror baik teror oleh ulah mafia maupun teror politik oleh politikus yang ingin berkuasa tetapi keinginannya masih tertunda dan teror politik oleh kompasianer yang anti pemerintah saat ini cukup dirasakan. Termasuk ada pelaku mafia beras yang konon kader yang juga mantan menteri dari partai sebelah yang selama ini selalu berteriak menyudutkan pemerintah.
Menarik mengulas peranan Ibu Dewi ini sebagai penyebar berita beras plastik yang kemudian berita ini digoreng sedemikian rupa oleh politikus culas di parlemen dan parlrmrn jalanan yang diikuti oleh pasukan cyber di dunia maya pendukung mereka dampaknya sangat luar biasa sebab, beras merupakan kebutukan vital bagi rakyat. Digoyang sedikit saja goncangannya akan sangat terasa, memang bagi pembuat atau designer kasus beras plastik ini termasuk canggih sebagai sarana perang urat syaraf.
Pertanyaannya, apakah memang selugu itukah Ibu Dewi pemilik opini beras plastik atau jangan-jangan beliau bagian dari politik yang anti terhadap pemerintah. Indikatornya adalah berita beras plastik tak lebih hanya ditemukan di Bekasi tidak terdapat di kota lain apalagi Provinsi lain. Setelah diuji di beberapa laboratorium semua hasilnya negatif mengandung unsur plastik kecuali Sucofindo. Jadi Ibu Dewi dalam hal ini sebagai pemilik tunggal opini beras plastik yang didukung oleh Sucofindo tentunya. Apakah ada kaitannya antara Ibu Dewi dengan oknum Sucofindo dan bertindak sebagai praktisi politik yang berupaya meneror pemerintah, hal ini masih didalami oleh pihak Kepolisian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H