Mohon tunggu...
Imran Rusli
Imran Rusli Mohon Tunggu... profesional -

Penulis dan jurnalis sejak 1986

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Terkenang Batang Arau

8 April 2017   13:19 Diperbarui: 8 April 2017   21:00 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Takkan Kembali

Tentu tak mungkin mengharapkan Batang Arau kembali seperti dulu. Tapi warga Kota Padang dibantu Pemko jelas bisa membuatnya kembali menarik dan hidup. Bukan dengan karaoke dan cafe tenda remang-remang yang mesum, tapi dengan atraksi dan suguhan yang bisa dikonsumsi semua orang, dari anak-anak sampai orang tua, pria maupun wanita.

Kalau mulai dengan  pembenahan bangunan-bangunan tua yang kini telah menjadi milik pribadi dan mendatangkan profit menjanjikan dengan menjadikannya sarang burung walet terlalu sulit, mungkin bisa dimulai dengan menjadikannya sentra kuliner khas. Pemko mungkin bisa menyokong satu atau dua wirausahawan lokal yang sukses membangun cafe tenda atau rumah makan di kedua sisi Batang Arau, misalnya dengan membantu modal untuk berjualan ikar bakar`segar seperti yang ada di Gelanggang Samudera Ancol atau Muara Angke, Jakarta Utara. Atau terserahlan, Pemko kan sudah sering melakukan studi banding ke daerah-daerah wisata semacam ini, bahkan sampai ke luar negeri.

Kuliner lain yang sudah hidup di situ juga bisa dibantu dengan menyewakan kios-kios cantik yang sesuai dengan standard Pemko. Tentunya dengan harga yang masuk akal dan wajar. Pedagang pisang bakar, jagung bakar, roti bakar, lompong sagu, serabi kuah, putu mayang, pala bada, rakik maco, sala lauak, jus buah, lapek bugih, onde-onde, kue talam, dan lain-lain bisa membuat orang menghabiskan sore dan malam hari di tepi Batang Arau, daripada bengong di rumah, sehingga Batang Arau hidup kembali, bukan cuma sebatas yang ada di atas Jembatan Siti Nurbaya.

Kalau ingin lebih hidup, festival lampion atau telong-telong bisa digelar di Batang Arau di malam hari. Keluarkan lagi perahu lama orang Subarang dan orang Palinggam itu untuk berparade sepanjang sungai. Seni tari, qasidahan, rebana, teater dan puisi juga akan menarik bila diadakan malam hari di panggung terapung di setiap momen HUT Kota Padang. Lomba perahu hias apa lagi, pasti akan menarik minat wisatawan lokal dan Nusantara kalau rutin di adakan. Apa lagi kalau selaju sampan dihidupkan lagi, Batang Arau akan ramai kembali. Pesta rakyat ini akan menjadi pemanasan yang menarik bagi dragon boat di Batang Kuranji.

Pemko tidak perlu ragu, APBD di SKPD Pariwisata tidak akan habis untuk menstimulasi motivasi warga untuk mendapatkan dampak finansial dari kedatangan warga Kota Padang lainnya dan warga kota dan kabupaten tetangga ke tepi Batang Arau, karena warga Batang Arau sudah terbukti pintar cari duit dan selama ini telah melakukan bermacam-macam usaha tanpa bantuan dana dari  Pemko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun