rafting). ORAD atau arung jeram bukan olahraga baru dan asing di Indonesia. Di Indonesia, arung jeram sudah ada sejak tahun 1970 dan populer hingga saat ini.
Olahraga alam bebas kini sudah bukan menjadi hal yang ditakuti, identik dengan hal ekstrem dan menguji nyali namun, tak jarang orang menjadikannya sebagai hobi mereka. Salah satu olahraga ekstrem alam bebas yang populer hingga saat ini adalah olahraga arus deras (ORAD) atau orang biasa menyebut arung jeram (Kami dari Anggota Muda 45 IMPALA UB untuk pertama kalinya mengarungi sungai Brantas yang berada di Desa Kendalpayak, Kec. Pakisaji, Kab. Malang, Jawa Timur sebagai bagian dari latihan kami dalam kegiatan alam bebas. Perjalanan yang kami lewati menuju titik start pengarungan tidak terlalu sulit. Sebelumnya, kami juga telah melakukan serangkaian pra-kegiatan sebagai bagian dari pengenalan olahraga arus deras, mulai dari self rescue, main to main rescue, pembacaan medan, teknik dayung, hingga teknik flip flop perahu.
Kegiatan arung jeram terasa menyenangkan namun, kami juga menyadari bahwa arung jeram merupakan olahraga ekstrem yang sangat berisiko, hanya pelampung dan pelindung kepala alat penyelamat kami, kuda-kuda kaki dan kerjasama tim juga menjadi bagian yang sangat penting maka, aspek keselamatan menjadi hal utama yang perlu diperhatikan.Â
Kami yang berjumlah 21 anggota telah dibagi dalam 3 perahu yang setiap perahunya diisi oleh 1 skipper dan 6 awak perahu. Pengarungan dimulai dari titik start sungai Brantas yang berada di Desa Kendalpayak. Arus yang kami lewati di sepanjang sungai Brantas tidak terlalu deras mengingat debit air yang tidak tinggi, semua berjalan lancar hingga salah satu dari tiga perahu kami mengalami kebocoran pada bagian lantai perahu hingga sulit untuk mempraktikkan teknik flip flop, pendayungan juga terasa lebih berat. Namun, untungnya kebocoran perahu tidak parah sehingga latihan ORAD dapat dilanjutkan kembali.Â
Di sepanjang pengarungan,selain mempraktikkan hasil latihan, kami juga mempelajari bagian perahu, medan jeram, save and resque hingga bentuk sungai. Sesampainya di titik finish kami melakukan sedikit sesi foto sebagai bentuk dokumentasi terakhir di sungai Brantas. Setelahnya, kami langsung membawa dan merapikan semua alat menuju basecamp untuk lanjut kembali menuju titik pulang yaitu Sekertariat IMPALA UB.
Kegiatan serta perjalanan terasa sangat mengesankan, mengingat kegiatan ORAD ini merupakan yang pertama kalinya bagi kami sebagai Anggota Muda IMPALA UB dalam mempelajari berbagai teknik pengarungan hingga penyelamatan, bukan sekedar rekreasi, tetapi kekeluargaan serta pembelajaran telah kami dapatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H